💕MYD #27

4.1K 693 44
                                    

"Dito??"

Masyaallah...

Seandainya halal dan bisa, saat ini juga aku ingin menghambur memeluk Dito, menumpahkan segala tangisku yang tertahan sejak tadi.
Rasanya seluruh ketakutan dan kesakitan ku tadi hilang begitu saja berganti rasa lega yang luar bisa karena melihatnya ada di depanku.

"Dit.."

Bahkan aku tidak keberatan sama sekali karena Dito diam saja tidak menjawabku. Rasa lega dan aman lebih mendominasi.

Aku tahu Dito pasti sangat marah dan kecewa padaku. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya, dia duduk membelakangiku. Aku beringsut mundur menjauh darinya, aku duduk di lantai yang agak bersih, menyandarkan punggungku pada tembok dan meluruskan kaki ku, entah sampai kapan kita akan di sini. Tapi aku tidak peduli asal sama Dito.

Aku menatap punggung Dito, bagaimana bisa akhir-akhir ini aku melupakan dia? Terlepas dari cintaku yang bertepuk sebelah tangan, Dito tetap masuk deretan orang terpenting dalam hidupku. Perlahan rasa nyeri di kakiku mulai kembali, rasah lelahpun kembali menyerang. Aku kembali terisak, susah sekali menahannya.

Tapi aku rasa bukan karena kakiku, hatiku lebih nyeri rasanya. Rasanya berkali lipat lebih sakit melihat Dito mengabaikanku karena kecewa daripada mendengar penolakan Dito atas rasa cintaku...

Aku melipat kakiku, menyembunyikan wajahku di sela kedua lututku. Aku gigit bibirku kuat-kuat agar tangisanku tidak semakin keras.

Ya Allah... Ampun hamba Ya Allah...

Ini baru Dito, bagaimana nanti aku menghadapi abi dan bunda??

Rasanya hatiku semakin nyeri ketika Dito tetap diam saja, gak mungkin dia tidak dengar tangisanku.

Astaghfirullah.. Astaghfirullah..

Kesalahanku kali ini memang fatal, dulu sewaktu aku nekat naik gunung tanpa pamit Dito tidak Semarah ini, bahkan dia langsung luluh ketika mendengar tangisanku. Tapi sekarang? 15 menit berlalu dengan aku menangis tapi Dito masih betah diam tanpa berubah posisi.

Kenapa sih Dit, pengaruh kamu begitu besar? Enam bulan ini aku benar-benar berusaha mengubur dalam rasaku, tapi dengan satu tindakanmu tadi, enam bulan usahaku sia-sia. Sampai detik ini kamu gak terganti Dit!

Tenggorokanku rasanya semakin kering, beruntung masih ada sedikit air di botolku yang ada di dalam tas, aku meneguknya sampai habis.

Alhamdulillah....

Aku mencoba membuka hpku walaupun tetap sambil menangis, entahlah kenapa sesulit ini untuk berhenti menangis.

Banyak sekali chat masuk, dari beberapa grup. Dan hampir semua sama isinya tentang kejadian hari ini. Aku tertarik membuka grup sedulur saklawase. Terakhir chat 20 menit yang lalu, Kak Tisa menanyakan kabar Delta dan belum ada jawaban.

Delta.. Semoga kamu baik-baik saja...lindungilah Delta dan teman-teman yang lain Ya Allah..

Aku juga membuka kembali grup keluargaku yang anggotanya masih aktif berkirim chat, isinya hanya ada aku, abi, bunda, Alfa dan juga Dito.

Anandito🌹
Insyaallah anak perawan Abi aman😎

Bunda🌹
Kalau dia ikut demo, biarkan saja dibawa polisi

Abi🌹
Sekalian kirimin baju yang banyak biar nginep di kantor polisi, nyantri di sana!!!

Anandito🌹
Aman kok, Dito udah ketemu sama Sean.

Bunda🌹
Ketemu di mana? Kok gak komen anaknya? Kamu gak bohongin Bunda kan Dit?

Anandito🌹
Biasalah, anak perawan Bunda kan kalau lagi makan enak lupa sama hal lain. 😒

6. Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang