Mari kita melewati lorong waktu bersama-sama... 😁😁
💕💕💕💕💕💕💕💕
Pengaruh Gender Diversity dan Corporate Governance pada Keuangan Perbankan Syariah
Sebuah judul beserta isinya yang aku kasih perhatian penuh selama berbulan-bulan akhirnya menjadi sebuah karya tulis yang biasa orang sebut skripsi.
Skripsi yang membuat aku kekurangan jam tidur dan membuat jadwal makanku tak beraturan, juga membuat aku lupa pada hal-hal yang tidak terlalu penting.
Skripsi yang mengantarkan aku menjadi satu diantara beberapa mahasiswa lulusan terbaik pada waktu itu, tepatnya dua tahun yang lalu. Alhamdulillah.
Skripsi itu juga yang menjadi tiketku untuk pulang ke kampung halaman. Dalam keadaan apapun memang hanya rumah sendiri yang paling memberikan rasa aman dan nyaman.
Tapi bukan berarti Jogja tidak nyaman. Jogja tetap istimewa, kota penuh keindahan dan keramahtamahan. Di sana aku belajar banyak hal, di sana aku menemukan banyak ilmu dan pengalaman. kota itu menjadi saksi bisu perjuangan ku menjadi orang yang lebih baik.
Aku meletakkan kembali skripsiku ke almari, menyimpannya dengan rapi karena ini satu bukti perjalanan panjangku meraih mimpi.
Dari skripsi aku mengambil sebuah foto berbingkai yang sengaja aku cetak besar dan aku pajang di kamarku. Dalam foto itu terlihat senyum bangga dari abi dan bunda, senyum ceria Alfa dan Alea karena acara wisudaku menjadi satu alasan khusus bagi mereka bisa pulang dari pesantren padahal bukan saatnya liburan.
Aku menarik nafas sejenak..
Kalau mengingat acara wisuda, ada semacam rasa aneh di hati. Waktu itu bukan hanya keluarga inti yang datang, alhamdulillah ada beberapa keluarga lain yang menyempatkan hadir. Tapi acara itu yang seharusnya menjadi hari penuh suka cita, ada sedikit ganjalan di hatiku.
Acara itu menjadi satu-satunya acara tanpa kehadiran--
"Seaan!!"
"Iya Bundaaa!!"
Aku meletakkan kembali foto itu pada tempatnya lalu bergegas keluar kamar menghampiri bunda yang nada suaranya sudah naik beberapa oktaf.
"Jam berapa ini, kok belum berangkat?"
"Sean berangkat agak siangan Bunda!"
"Kenapa? Jangan mentang-mentang kamu kerja di klinik abi ya jadi seenaknya!"
"Sean berangkat siang juga karena kerja Bundaaaku sayangku cintaku!!"
"Awas ya kalau sampai ada keluhan dari karyawan tentang kamu! Dulu Bunda sudah rencana makar waktu abi galak sama karyawan."
Aku menatap bunda dengan senyum-senyum, bunda semakin ngomel malah semakin kelihatan cute.
"Strategi makarnya jenius Bund! Dengan cara memikat abi!"
"Hahah, jangan keras-keras nanti abi dengar! Eh kamu besok sabtu jadi ikut ke Jogja jengukin anaknya Yoga gak?"
"Jadi dong Bund! Sean juga Kangen banget sama Jogja."
"Sekalian nanti kamu beliin hadiah buat bayinya!"
"Siap!!"
"Sudah sana berangkat, malah ngobrol. Jangan malas-malasan!"
"Ya Allah... Sean mau ke bank dulu, setor uang buat gajian karyawan, hari ini tanggal gajian Bundaaa! Kalau Sean berangkat pagi malah pada di protes nanti, menyangkut hajat hidup banyak orang loh ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Marry Your Daughter
AcakKetika hati telah tertaut tapi waktu belum mengizinkan hanya satu yang bisa di lakukan.. Mendekatkan diri pada Sang Pemilik Hati... Kisah seorang pemuda bernama Dito yang berusaha kuat membuang rasa untuk adik angkatnya karena merasa tak pantas. Dia...