💕MYD #39

6K 811 151
                                    

_Afsheen_

"TARIIIKK.. SIIIS!!!"

"Semongkooo!!!"

Uhuk.. Uhukkkk... Uhukkkk

Aku yang sedang minum teh otomatis langsung tersedak ketika mendengar suara aneh dari pengeras suara. Bahkan sampai beberapa saat masih terus terbatuk-batuk. Dan sepertinya bukan hanya aku yang tersedak di ruangan ini, setidaknya ada 3 orang.

"Ya Allah Sean, tahan nafas dulu! Sampai merah mukanya!"

Aku hanya bisa mengangguk menjawab Mbak Ulya, dia mengusap punggungku.

"Siapa sih itu yang bikin heboh?"  Tanya Mbak Ulya.

"Siapa lagi Mbak kalau bukan adik kita tercinta,  yang kelakuanya super banget!"  Jawab ku setelah berhasil membaik.

"Reyshaka?"

"Yap!!"

Mbak Ulya dan santri yang lain tidak berhenti bergemuruh, ada yang tertawa ada yang cuma geleng-geleng. Reyshaka makin kesini kok makin  gokil aja.

Malam ini kami semua sedang berkumpul di pesantren untuk memperingati hari istimewa umat islam yaitu Maulid Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad.

Seluruh santri putra berkumpul di masjid utama hingga halaman, sedangkan santri putri tetap di komplek putri ikut bershalawat lewat pengeras suara. Sejak selesai jamaah isya tadi rangkaian acara ini berlangsung hikmat, alunan sholawat terasa sangat menyejukkan hati sambil merenungkan kembali sejarah kelahiran Nabi.

Namun itu tadi sebelum Reyshaka bikin heboh, kadang aku bingung itu anak otaknya pentium berapa ya? Suka diluar dugaan.

Setelah beberapa saat kemudian suara Rey kembali menggelar lewat pengeras suara, alhamdulilah kali ini sudah benar, gak bikin heboh lagi.

"Sholluu 'Alan Nabiii Muhammad.." Ucap Rey dengan lantang bahkan yang ini bikin merinding.

"Allahumma Sholli 'Alaiih.." Jawab seluruh jamaah.

Acara dilanjutkan dengan srokalan, seluruh jamaah berdiri untuk kembali melantunkan sholawat atas Baginda Nabi. Sejenak suasana begitu hikmat, banyak yang terlarut bahkan sampai menangis.

Aku sendiri merasa merinding, sekaligus merasa malu pada diri sendiri. Mengaku ummat Nabi, mengaku cinta Nabi tapi sama sekali masih kesulitan untuk menjalankan sunnahnya. Aku hanya manusia lemah yang sangat berharap syafaat beliau di hari akhir nanti.

Setelah acara srokal dan ditutup doa, acara selanjutnya istirahat sebelum ke penutup. Beberapa santri yang bertugas mulai membagikan nasi box yang sudah disiapkan.

"Jam berapa ini Mbak?" Tanya ku pada Mbak Ulya.

"Hampir jam 10!" Jawabnya sambil memperlihatkan jam tangannya.

Aku memberikan jatah makanku pada santri yang ada di sampingku.

"Kenapa?"

"Hehe, enggak makan malam. Lagi diet!"

Mbak Ulya malah mencibirku mungkin mustahil kali ya menurutnya kalau aku diet, secara kalau lagi kumpul-kumpul aku yang paling enggak bisa berhenti mengunyah.

6. Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang