💕 Marry Your Daughter

12.3K 781 148
                                    

Afsheen

Flashback on

"Abi sudah sehat?"

"Alhamdulillah, Dit!"

"Habis ini Abi ada acara?"

"Nggak ada, paling nanti malam mau antar bunda kamu ke rumah simbah uti!"

Aku berjalan di samping abi sambil sesekali bertegur sapa dengan tetangga yang habis dari masjid juga.

"Mau ngomong apa sama Abi?" tanya abi yang cukup sukses membuatku tersenyum kaku. Susah memang menyembunyikan sesuatu dari abi.

"Ayo ke ruangan Abi!"

Setelah dari masjid aku langsung ikut masuk ke rumah abi dan mengikutinya ke ruangan, sambil terus mengatur degup jantungku yang semakin brutal. Sore ini aku akan pengakuan dosa sama Abi.

Sebelum ke ruangan aku membuat dua cangkir kopi dulu untukku dan abi.

"Kamu kenapa sih Dit? Kok tegang gitu wajahnya?"

"Dito mau minta maaf sama Abi dan bunda juga!"

Bunda Syifa meletakkan gelasnya lalu mendekatiku. Dan aku putuskan untuk mengajak bunda sekalian ke ruangan abi.

Bunda langsung duduk di samping abi dan aku mengambil tempat di seberang mereka.

"Mau ngomong apa Dit?" tanya abi.

"Dito mau pengakuan dosa, sebenarnya Dito sudah bohong sama Abi dan Bunda!" jawabku.

"Tentang?"

"Tentang Sean, sebenarnya kemarin Sean ikut demo dan sempat dalam bahaya. Dito mengikuti Sean mulai dari kampusnya, pas mulai rusuh Dito kehilangan Sean tapi alhamdulillah bisa ketemu lagi. Sean pingsan dan sempat dibawa kerumah sakit!"

Aku tidak bisa lagi menatap kedua orang tua angkatku ini, terakhir aku lihat ekspresi bunda yang cukup syok dan abi yang tetap diam tapi jelas sekali kilatan kecewa di matanya.

"Kenapa harus bohong?" suara abi tetap tenang tapi nadanya sudah berubah menjadi dingin.

"Abi sedang kurang sehat kemarin dan Sean sedang benar-benar kacau, Dito khawatir jika abi langsung tahu malah akan memperburuk keadaan!"

"Jadi kamu merasa lebih bisa mengatur Sean daripada Abi?"

"Tidak sama sekali Abi, Dito hanya berusaha meredam suasana. Dito tidak bermaksud menyembunyikan masalah ini, Dito pasti akan jujur dan menurut Dito baru saat ini waktu yang tepat!"

"Abi hargai niat baik kamu memikirkan keadaan Abi, tapi apa kamu tahu? Kemarin abi yakin banget Sean itu anak penurut, kecil kemungkinan dia akan mengabaikan ucapan orangtuanya dan Abi merasa tenang karena kamu sendiri sudah memastikan keadaan Sean. Kamu sendiri yang bilang Sean baik-baik saja dan tidak ikut demo, abi lega dan percaya sekali sama kalian.  Dalam hidup, Abi paling tidak ingin dikecewakan, apalagi sama anak-anak sendiri!"

Aku menunduk semakin dalam, aku sudah siap menghadapi abi dan bunda yang pasti bakalan kecewa tapi ketika sudah berhadapan langsung seperti ini rasanya tetap menciut. Seumur hidup aku akan selalu berhutang budi sama mereka, bahkan sampai sekarang pun aku belum bisa membalasnya tapi malah membuat mereka kecewa.

"Sekali lagi Dito minta maaf, Dito hanya berusaha melakukan yang terbaik menurut Dito, Sama sekali tidak bermaksud mengecewakan abi!"

"Bagus Dit, Kalau kamu sudah merasa bisa melakukan yang terbaik, Abi bangga sama kamu. Mulai sekarang kamu bisa melakukan semua hal sesuai pendapat kamu, maaf kalau Abi masih sering cerewet kasih nasehat ke kamu, Abi tidak sadar kalau kamu sudah dewasa dan apa yang menurut Abi baik itu belum tentu baik juga menurut kamu!"

6. Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang