💕MYD #15

4.5K 654 62
                                    

"Hati-hati di sini, Bunda akan sering-sering nengok kamu!"

"Iya Bund!" Aku mencium tangan bunda dan mengantarkannya sampai mobil.

Sore ini aku sudah menghirup udara Jogja lagi, bunda dan Alfa dan Pak Toro yang mengantarkan aku karena abi sedang ada kerjaan.

"Bunda, titip buat Dito!" Aku menyerahkan jam tangan Dito.

"Kenapa gak dikasih tadi pas di rumah?"

"Lupa Bund!"

Bunda hanya tersenyum lalu mengusap Pundakku. "Jangan banyak pikiran! Ngaji dan kuliah yang rajin!"

Sudah pasti aku mengangguk, tidak akan mengecewakan bunda dan abi yang udah berjuang keras membesarkan dan mendidik aku.

Walaupun sudah hampir dua tahun di sini, tetap saja aku sedih ketika ditinggal sendiri. Aku baru masuk ketika mobilnya sudah tidak terlihat lagi.

"Duh yang habis mudik tambah bulet aja pipinya!"

"Terimakasih pujiannya!"

Aku meninggalkan Mas Yoga yang seperti biasa hanya bereaksi tertawa entah aku mau melotot atau melempar tatapan tajam padanya.

Aku mulai merapikan barang-barangku kembali di kamar ini, kamar yang selama ini menjadi saksi pejalanan hidupku di Jogja.

Dalam sebuah kotak dari rotan ini aku menyimpan semua barang-barang dari Dito, al quran, buku catatan, jaket dan barang-barang lainnya. Aku menyimpan kotak itu di almari paling atas, entah kapan lagi aku akan membukanya. Mungkin nanti saat perasaanku sudah benar-benar hilang.

Setelah beres semua, aku bersiap wudlu dan ke masjid berjamaah dan lanjut ngaji. Sebenarnya masih mager banget, hawa-hawa rumah Semarang masih terbawa sampai sini, tapi gak enak juga sama Tante Ulfa kalau aku kebanyakan leyeh-leyeh.

.

.

.

Setelah libur panjang, Alhamdulillah pagi ini aku sudah kembali menginjakan kaki di kampus ini. Tapi ternyata libur panjang gak membuat fans-fans Mas Yoga lupa sama aku, karena pada kenyataannya tatapan mereka sama aja sinus ke aku.

Ya Allah lancarkan skripsi Mas Yoga biar dia cepat pergi dari sini..

"Pacaran atau cuma ngaku-ngaku sih, kok gak pernah barengan?"

"Cuma ngefans kali kan banyak tuh yang terobsesi sama kakak tingkat."

Terserah sih Kalian mau ngomong apa, gak aku dengerin juga. Aku terus berjalan menuju kelas.

"Berjilbab tapi kok pacaran sih?"

Aku berhenti melangkah dan mundur lagi mendekati dua mahasiswi yang duduk di bangku taman.

"Berjilbab tapi kok nyinyir sih?" Jawab ku.

Kedua mahasiswa tadi cuma diam dan langsung pergi. Berat sih sebenarnya, sepertinya aku harus diskusi ulang sama Mas Yoga tentang hal ini. Mudhorotnya lebih banyak ternyata.

"Sean!!"

Aku kembali menoleh ketika ada Kak Raisa mendekat.

"Assalamualaikum Sean! Apa kabar?"

"Waalikumussalam kak, Alhamdulillah baik."

"Ada kuliah jam berapa?"

"Satu jam lagi sih Kak!" Jawab ku sambil melihat jam tangan, tapi mendadak terasa hampa karena jam yang melingkar di tanganku ini bukan jam yang biasanya membuatku lebih semangat

6. Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang