Katou Haru kini menggerutu di kamar asramanya, sembari membalut luka bakar yang pernah didapatnya dari laser berbahan Adollium yang cukup berbahaya. Dengan bantuan HEUSC, dia mencoba menggunakan alat itu sedikit demi sedikit untuk keperluan orang-orang yang berbahaya sekaligus berniat mengincarnya. Dia pun menggunakan pistol laser yang diberikan Kanbe Suzue, untuk jaga-jaga bila dia diserang. Daisuke dan Haru pun tidak bicara setelah kejadian hari itu.
Haru menelepon Kamei Shinnosuke, teman baiknya di kampus sebelum Daisuke kembali. "Yo, Kamei. Bagaimana pelajaran khususmu dengan tuan muda Daisuke?"
"Katou-saaann, teganya kau membiarkanku hanya berdua dengannyaa"
"Mau bagaimana lagi kan? Alat canggih mereka bilang Daisuke tidak ingin melihatku, sekaligus kata Suzue-san."
Haru mengeryit disaat memikirkan betapa keras kepala dan sulit mendengarkan kata orang, Kambe Daisuke itu.
"Uuhhh...rasanya aku berada di neraka."
"Anggap saja itu hukuman karena kau mengambil mata kuliah yang menyulitkanmu. Sabarlah!"
"Katou-saann"
Haru mendesah pelan dan menutup teleponnya dengan Kamei. Dia menjatuhkan diri di atas tempat tidurnya sendiri, hingga suara alat canggih keluarga Kambe bersuara.
"Anda sedang libur, Katou Haru-sama?"
"Ah. Memang tidak lama, tapi lumayan."
Haru pun bangkit berdiri untuk melihat isi dompetnya. Walaupun bisa berkuliah dengan beasiswa usahanya sebelum masuk kuliah, biaya hidupnya tetap saja banyak. Warisan dan harta yang dimiliki orang tuanya tidak sebanyak milik Daisuke dan Suzue.
"Aku harus kerja sambilan..." Haru menggerutu sambil mengusap rambut coklatnya.
"Saya punya tempat yang bagus yang bisa menghasilkan uang cukup banyak untuk tambahan jajan anda, Katou Haru-sama."
"Tolong yang benar-benar bagus dan tidak menjatuhkan harga diriku, HEUSC."
"Tentu saja tidak, Katou Haru-sama. Kini tempat itu sedang butuh pegawai muda dan penuh semangat seperti anda."
Haru mengeryit. "Kenapa aku sangat ragu akan rekomendasimu ini?"
Haru menganga melihat café dengan nuansa elegan dan indah juga bersih berwarna hitam yang dipadu dengan kuning gelap yang cocok dengan pekatnya warna hitam. Disana ada tulisan Café Kambe yang timbul ditulis dengan tulisan yang indah. Café tersebut berdiri tepat di depan jalan yang cukup ramai dilalui orang yang bekerja maupun berjalan-jalan.
"Serius...?"
"Karena saya yakin ini yang paling bersih dan sopan dibandingkan yang lainnya, saya sangat rekomendasikan untuk anda, Katou Haru-sama."
"Kau tetap membawaku ke keluarga Kambe kan!"
"Maafkan saya. Walau begitu, ikatan anda dengan keluarga Kambe tidak bisa diputuskan begitu saja." Haru mengerjap. "Apalagi anda dengan Kambe Daisuke-sama."
Haru mengeryit. "Sial, jangan sebut dia sekarang."
"Ada masalah?"
Haru memejamkan mata, dan merasa matanya mulai terasa panas. "Aku jadi merindukannya, bodoh."
"Maafkan saya."
Haru mendesah panjang dan berjalan masuk ke dalam café itu sambil mengusap rambutnya sendiri.
"Setidaknya kau lebih tahu diri dibandingkan tuan muda itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to be a Hero Once Again - Fugou Keiji
RomanceKatou Haru yang kehilangan orang tuanya kini menjadi sebatang kara. Walaupun keluarganya merupakan keluarga yang disayangi dan dikenal baik oleh banyak keluarga. Termasuk keluarga besar Kambe. Namun itu tidak mengubah kenyataan Haru tidak memiliki s...