Untukmu dan Untukku

113 13 0
                                    

Sang pemimpin tersenyum melihat konflik yang terjadi di antara Katou Haru dan Kambe Daisuke, setelah mendengar penjelasan dari temannya yang sangat pintar dan jago dalam membuat rencana yang bisa menjatuhkan dan menghancurkan keduanya.

"Padahal tinggal sedikit lagi, mereka benar-benar hancur."

Lelaki itu mendesah pelan. "Sayangnya, ikatan mereka cukup kuat, sehingga tidak mudah hancur."

Sang pemimpin menoleh pada temannya itu. "Kau bersimpati pada hubungan mereka?"

"Kurasa."

"Kau jatuh cinta pada Haru-chan?"

"Kurasa. Dia menarik."

Sang pemimpin mendesah pelan. "Yah, orang tuamu laki-laki, dan kau juga tertarik pada lelaki, wajar saja."

Lelaki itu melirik sang pemimpin. "Kau sendiri tertarik pada Daisuke bukan? Kau sudah menyentuhnya pula."

"Benar juga. Dia cukup penurut dan agak berubah saat melakukannya."

"Walau dia sudah melakukan seks dengan kalian, empat orang? Kurasa dia juga sudah melakukannya dengan Haru."

Sang pemimpin menoleh pada temannya yang hanya sibuk membersihkan kukunya yang lentik dan indah.

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

"Tidak lama sebelum kejadian yang ini, aku melihat ada bekas merah di leher belakang Haru." Lelaki itu menyentuh tengkuk leher bagian belakangnya. "Memang sudah mulai pudar, namun masih ada bekasnya. Itu artinya, Daisuke sempat mencium atau menggigit bagian sana, karena tidak mungkin Haru sendiri yang melakukannya ataupun bekas gigitan serangga."

Lelaki itu meniup bagian atas kukunya. "Aku tahu betul mana yang gigitan gigi manusia dan yang gigitan serangga."

Sang pemimpin mengerjap sebelum mengedikkan bahu. "Bila kau yang bilang begitu, aku yakin kau sudah melihatnya dengan jelas." Dia melipat kedua tangannya. "Lalu, aku dengar kau juga baru saja mengunjunginya?"

"Ah, memang sih mudah kita mengambilnya atau melumpuhkannya saat dia begitu lemah."

Sang pemimpin melihat lelaki itu menatapnya dan tersenyum jahil. "Namun melumpuhkannya saat dia mencoba melawan kita dan memberontak, adalah hal yang paling menyenangkan, bagimu?"

Sang pemimpin menyentuh dagunya. Dia mengingat kegiatan waktu itu dengan Daisuke, yang memberontak dan berusaha lepas dari cengkraman hingga kecupan di bibirnya.

Dia tersenyum lebar.

"Kau benar juga." Lelaki itu tersenyum puas. "Kalau dia membiarkan kita melakukan apa yang ingin kita lakukan padanya dengan sesuka hati, rasanya tidak menarik. Melihat mereka melawan, memberontak, dan berusaha mengalahkan kita, hingga kita balik melawan dan mereka kalah telak, adalah kepuasan tersendiri."

Lelaki itu mendesah pelan. "Kau tahu betul ternyata."

"Idemu bagus sekali."

Sang pemimpin menunjuk dengan jemari panjangnya. "Lalu, untuk rencana penghancuran gedung baru untuk proyek energi baik di Jepang buatan Shigemaru itu?"

"Aku rasa kita akan gagal dan percuma menghancurkannya. Kambe memiliki Kanbe yang juga sama-sama punya koneksi luas dengan kalangan atas. Aku lebih menyarankan untuk menghancurkan hubungan Suzue dan Saeki, atau Daisuke dan Haru lagi dari dalam."

"Kau punya rencananya?"

Lelaki itu mengeryit. "Aku masih butuh data, dan mungkin agak lama. Jadi bermainlah dulu dengan menghancurkan gedung-gedung itu sedikit demi sedikit."

Reason to be a Hero Once Again - Fugou KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang