Makanan Bekal dan Rancangan Adollium

346 46 5
                                    

Katou Haru diminta datang oleh Kambe Daisuke ke kediamannya setelah banyaknya pekerjaan yang selesai dengan kerja sama mereka berdua. Baik rekan-rekan dan atasan keduanya di kepolisian pun bangga akan keduanya yang dengan sigap bisa menyelesaikan kasus dengan cepat tanpa menimbulkan korban hingga menguras biaya tambahan. Walau sebagian besar ulah Daisuke dan Haru memintanya menggantikan kerugiannya.

Haru mengeryit saat pintu besar yang menjadi pintu masuk rumah Daisuke terbuka perlahan.

"Ngapain harus tegang begitu, Haru? Ini ke berapa kalinya kau datang ke rumah?"

"Yah, tetap saja aku gak terbiasa, Daisuke. Aku orang biasa walau keluarga kita dekat."

Daisuke mendesah pelan. "Tolong biasakan dirimu karena kau kekasihku."

Haru mengerjap. "Kukira soal itu kita sudah selesai."

"Apa katamu?" Daisuke mengeryit. "Kapan aku mengatakan itu?"

"Yah, kau resmi jadi tunangan Suzue-san bukan?"

Haru bisa melihat Daisuke semakin kesal. "Siapa yang memberitahumu itu?"

"Alat canggih keluarga besarmu." Haru menunjuk alat kecil berwarna hitam yang tersemat di dasinya.

Daisuke mengeryit. "Demi keuntungan bisnis, baik keluarga Kambe dan Kanbe memutuskan untuk menjalin hubungan sebagai tunangan resmi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak." Daisuke mendesah pelan.

"Hanya demi keuntungan bisnis, Haru." Surai coklat itu tersenyum melihat Daisuke yang menjelaskan mulai merona. "Aku tidak pernah mengatakan hubungan kita sebagai pasangan itu berakhir."

Haru tersenyum gigi sebelum mengusap kepala surai hitam itu. "Senangnya, tuan muda Daisuke yang mengatakannya langsung padaku."

"Haru, aku serius."

"Iya, Daisuke."

Keduanya disambut oleh seorang pelayan yang dikenal oleh Haru sebagai Hattori. Selain menjadi pelayan, dia pun melakukan pekerjaan mengurus kebun kediaman Kambe.

"Selamat datang, Daisuke-sama, Haru-sama. Tuan dan nyonya sudah menunggu anda berdua di ruang makan."

Haru mengerjap. "Dimana Suzue-san?"

"Nona Kanbe Suzue sedang ada jalan dengan Saeki Mahoro-sama di sebuah café. Keduanya akan pulang sekitar pukul sepuluh malam."

Haru mengeryit. "Sekarang aku jadi berpikiran bahwa Suzue-san dan Saeki-san punya hubungan tertentu..."

"Kau tidak tahu?" Haru menoleh pada Daisuke yang menaikkan alis. "Semenjak menjadi teman di kampus dulu, keduanya sudah menjadi pasangan."

Haru mengerjap. "HAA??!!"

Daisuke menutup telinganya. "Haru, jangan teriak."

"Tung-kenapa kau gak bilang soal itu padaku?!"

Daisuke mendesah pelan. "Aku kira kau tertarik pada Suzue makanya aku gak bisa mengatakan apapun karena khawatir kau hanya akan semakin terpuruk mendengar kabarnya."

Haru menggertakkan giginya. "Aku gak mau mendengarnya darimu yang gak peka sama perasaanku sendiri." Haru mendesah pelan.

"Mana mungkin aku tertarik dengan yang lain selain kamu kalau perasaanku sudah begini kan."

Haru melihat Daisuke sudah melangkah dimana sang pelayan memintanya untuk segera mengikuti.

"Ah, hoi! Daisuke!"

Reason to be a Hero Once Again - Fugou KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang