Teman Baik yang Terpisah

729 99 0
                                    

Katou Haru membuka matanya dan mendapati pandangannya berhiaskan warna putih bersih. Setelah mengerjap beberapa kali, dimiringkannya kepalanya dan terasa denyutan kecil. Haru mengeryit menahannya, sebelum mendapati sebuah ruangan yang dia kenal sebagai ruang kesehatan. Dia tidak ingat siapa yang sempat membawanya kesana setelah jatuh pingsan.

Suara langkah kaki membuat Haru semakin memiringkan kepalanya untuk melihat orang yang datang tersebut.

"Ah, akhirnya sadar juga."

Haru mengenal dokter kesehatan di kampusnya, yang sering mengobatinya juga Kamei ketika keduanya sering menghadapi kejahilan senior mereka hingga bertengkar untuk membela diri. Haru mengerjap beberapa kali.

"Siapa yang membawa saya kemari...?"

"Duh, repot sekali tiba-tiba dikunjungi oleh warga yang membawamu kemari lho." Haru melihatnya berkacak pinggang. "Kelihatannya kamu habis dari rumah sakit Kambe, sedang apa disana?"

Haru yang teringat pun langsung bangkit berdiri. "Daisuke-ukh!"

"Ada apa sih, tiba-tiba?"

Dokter Kesehatan itu menyentuh pundak Haru, yang memegangi kepalanya karena kesakitan tiba-tiba bangun untuk duduk. Haru memejamkan matanya begitu erat.

"Kau kena gegar otak ringan, Haru."

Haru dengan lemah membuka mata untuk melihat guru itu menjelaskan. "Sepertinya pukulan yang kau terima sedikit memberi tekanan pada tengkorak bagian kirimu dan membuatnya menyerang otak. Tidak begitu parah, namun sepertinya yang melakukannya padamu memiliki tenaga dan tidak ragu melakukannya."

Haru tersenyum kecil. "Dasar Daisuke sialan, aku gak tahu dia jadi sekuat itu."

Dokter itu terkejut. "Kau mengenal Kambe Daisuke?"

"Ah, hanya rekan satu kampus..."

Haru membuang wajahnya, menyadari bahwa tanpa sadar dia memanggil Daisuke dengan namanya. Padahal mereka bukan siapa-siapa kini.

Sang dokter duduk di kursi yang terdapat di samping tempat tidur Haru. "Tapi dari nada bicaramu, kalian bukan sekedar rekan satu kampus biasa."

Haru menatap dokter itu kini. "Bila kamu nggak keberatan, mau cerita?"

Haru mengerjap sebelum tersenyum kecil. "Apakah dokter, membaca artikel perihal keluarga Kambe dan apa yang sedang terjadi sebelum tidak ada lagi pembahasan tentang mereka?"

Dokter itu agak terkejut sebelum mengangguk. "Ng, kalau tidak salah sebelum mereka kembali dari Inggris, ada semacam masalah yang melibatkan orang tua dari tuan muda Kambe. Ada apa dengan itu?"

Haru melanjutkan. "Apakah anda membaca perihal teman baik yang dimiliki Kambe Daisuke?"

Dokter itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya paham maksud ucapan Haru. "Jadi teman baiknya itu kamu, Katou Haru?"

Haru menyentuh tengkuk lehernya. "Yah...kami sudah lama tidak mengabari satu sama lain, dan sibuk dengan kehidupan masing-masing." Haru menatap telapak tangannya. "dan kini yang mengingat akan kenangan lima tahun silam itu, hanyalah aku." Haru pun mengepalkan tangannya.

Dokter itu mengeryit. "Kamu tidak memberitahunya, atau mencoba membuatnya ingat?"

Haru menggelengkan kepalanya. "Aku sudah banyak merepotkannya dan keluarganya, sampai harus membebani mereka dengan membiayai sekolahku bersama Daisuke. Aku tidak mau berhutang budi lebih dari ini."

"Kurasa mereka tidak berpikir seperti itu." Haru hanya tersenyum.

"Kali ini, aku ingin membantunya."

Reason to be a Hero Once Again - Fugou KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang