Katou Haru mendongak mendapati langit malam yang diselimuti awan kelabu kini perlahan memudar dan memperlihatkan langit luas tanpa bintang. Sang bunda yang duduk di sampingnya menatap pemandangan yang sama.
"Haru."
"Hmm?"
"Suatu hari, mungkin kau akan terkejut akan sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan terjadi sebelumnya."
Haru mengerjap bingung, saat sang bunda tiba-tiba membicarakan sesuatu yang tidak dipahaminya. Haru hanya mengangguk mencoba mendengarkan kata-kata sang bunda.
"dan mungkin mereka akan menyalahkanmu atas semua yang telah terjadi pada mereka, karena kau disisi mereka, karena kau berada bersama mereka."
Haru mengangguk lagi, sebelum melihat sang bunda menatapnya kini. Senyuman kecil terlukiskan di wajahnya, namun tidak ada kesedihan maupun sesuatu yang terkandung dalam kata-katanya barusan.
"Tapi percayalah, bahwa masih ada orang-orang yang tidak akan menyalahkan hal itu dan apa yang telah terjadi pada mereka. Karena berpikir kau-lah penyebab semua itu terjadi. Sekaligus,"
Haru mengangguk dan menunggu kelanjutannya.
"Bersyukur bahwa kau memiliki perasaan seperti itu dan menyayangi mereka seperti itu. Apa adanya, dan malah, kau sendiri yang berpikir, bahwa salah kau memiliki perasaan itu dan menyayangi mereka sesuai kemampuanmu."
Haru mengerjap beberapa kali.
"Bersyukur..."
"Ng," sang bunda mengusap rambut coklat Haru. "Karena kau hadir di antara mereka, karena kau ada disana bersama mereka, dunia mereka yang terasa normal dan biasa itu, berubah menjadi dunia yang berbeda dan tidak pernah mereka lihat sama sekali."
"Dunia yang...berbeda."
Daisuke yang melihat Haru terdiam karena pernyataan sang pemimpin mendesah pelan. Dia mendongak dan mengeryit menatap lelaki itu.
"Kau akan membuat hatiku hancur berkeping-keping."
Haru mengerjap terkejut dan mendongak melihat Daisuke melangkah perlahan menjauhinya.
Daisuke yang hendak melakukan sesuatu pun terkejut saat Suzue melangkah lebih dulu dan bergerak tidak sesuai dugaannya. Daisuke melihatnya menggigit bibirnya, dan lengan panjang anggun dan elegan itu menampar pipi lelaki sang pemimpin. Suara tamparannya mengheningkan ruangan seketika.
"Suzue..."
Sang ayah yang terkejut pun bersuara. "Apa yang kau lakukan, Suzue!?"
Kini Daisuke bisa melihat Saeki berdiri di sampingnya dan memasang ekspresi kesal dan tegas yang sama. Walau air mata menggenangi mata indah perempuan mungil itu.
"Terserah kalian akan mengatakan apapun tentang Haru-san, kami tidak peduli."
Suzue yang mengeryit mendengar kelanjutan ucapan Saeki pun hanya bisa semakin yakin terhadap apa yang dilakukannya.
"Haru-san tetaplah Haru-san!"
Surai coklat itu membelalakan matanya. "Saeki-san..."
Sang pemimpin yang terkejut perlahan tersenyum. Dia menyentuh pipinya yang memerah akibat tamparan tanpa ragu dari Suzue.
"Aku sangat suka, perempuan sepertimu."
Suzue terkejut saat tangan lelaki itu meraih pergelangan tangannya dengan kasar. "Ugh!"
"Sekaligus bagaimana sifat dan sikapmu dalam mengekspresikan pendapatmu dengan jujur-"
Mereka terkejut saat Daisuke yang kini melepaskan tangan sang pemimpin dengan paksa dan cukup bertenaga. Dia berhasil membuat pemimpin itu mundur dengan ekspresi terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to be a Hero Once Again - Fugou Keiji
RomanceKatou Haru yang kehilangan orang tuanya kini menjadi sebatang kara. Walaupun keluarganya merupakan keluarga yang disayangi dan dikenal baik oleh banyak keluarga. Termasuk keluarga besar Kambe. Namun itu tidak mengubah kenyataan Haru tidak memiliki s...