Kambe Daisuke terbangun dengan cahaya hangat dan lembut dari jendela yang terbuka semalam dan menghantarkan angin pagi yang menyegarkan. Kepala dirinya gerakkan perlahan dan melihat Katou Haru berdiri sambil berbincang dengan Kanbe Suzue di ambang pintu. Disana ada Kambe Yuki ikut berbincang dengan bahagia dan penuh semangat. Suara-suara yang terasa hidup dan menyenangkan terdengar di sekelilingnya kini.
"Ah, papa sudah bangun!"
Mereka menoleh dan mendapati Daisuke duduk di tempat tidurnya perlahan. Yuki melesat masuk ke dalam kamar dan menyambut sang ayah dengan senyuman lebar dan wajah bahagia, mirip dengan yang biasa Haru tunjukkan padanya dan pada banyak orang.
"Selamat pagi, papa."
Daisuke yang masih linglung pun mengangguk. Dia mengusap kepala anak itu. "Pagi, Yuki."
"Yuki-kun, pergilah bersama Suzue-san dan Saeki-san ke ruang makan lebih dulu."
"Ah, ng!"
Daisuke mengikuti gerakan anak itu yang menghampiri ibundanya dan kini perlahan menghilang bersama Suzue. Setelah melambai penuh bahagia padanya. Haru pun berbalik sebelum duduk di pinggir tempat tidur tepat di dekat jendela yang terbuka lebar.
"Pagi, putri tidur."
Surai hitam itu mengerjap sebelum mengangguk. Perlahan dia bergerak dan memeluk Haru. Surai coklat itu terkekeh. "Kau sungguh manja, papa."
"Ng..." Daisuke hanya mengubur wajahnya di pundah Haru, menghirup aromanya dan juga merasakan kehangatan tubuhnya yang terpancar saat dia memeluk lelaki itu dengan erat.
Haru mendesah pelan. "Kudengar hari ini Suzue-san dan Saeki-san yang akan membuatkan sarapan pagi." Pernyataan Haru membuat Daisuke bergidik.
"Suzue dan...Saeki?" Haru mengangguk saat Daisuke bertanya sambil menatapnya. Ekspresinya terlihat mulai berubah menjadi kekhawatiran.
"Segitu enggannya kau mencoba masakan mereka? Siapa tahu mereka sudah berlatih memasak lebih banyak dibandingkan sebelumnya."
Daisuke menguburkan wajahnya ke pundak Haru lagi. "Aku...lebih suka masakanmu."
"Duh, untuk itu sudah pasti aku masakan setiap hari bukan, di rumah?"
Daisuke mendongak lagi dan Haru mendapati ekspresinya sedih. "Aku merindukan rumah." Haru jadi tertawa kecil. "Aku merindukan masakanmu."
"Iya, iya," Haru mengusap rambut hitam Daisuke yang turun kini. "Sudah kubilang aku gakkan pergi kemana pun, jadi saat kita pulang nanti, akan kubuatkan masakan yang kau inginkan, jadi bersabarlah!"
Ekspresi Daisuke langsung berubah mendengarnya. "Sungguh?"
"Iya, beneran,"
Daisuke kembali menguburkan wajahnya di pundak Haru dan mengusapnya beberapa kali. Haru bisa merasakan kebahagiaan memancar dari tuan muda itu.
"Haru..."
Surai coklat itu tersenyum dengan rona merah di wajahnya. Dia menggaruk pipinya perlahan. Kenapa aku jadi merasa kalau yang jatuh cinta duluan itu dia bukan aku sih?
Daisuke mendongak dan melepaskan pelukannya. Haru memiringkan kepalanya. "Kalau begitu saatnya siap-siap untuk sarapan?" Daisuke mengangguk. "Aku yakin mereka membuatnya dengan sepenuh hati dan dengan usaha keras. untuk Daisuke-sama ini juga." Daisuke mengerjap terkejut saat Haru mencolek hidungnya dengan jahil.
Surai coklat yang sudah bangkit berdiri menoleh saat Daisuke terdiam. Dia mengerjap bingung.
"Daisuke?"
![](https://img.wattpad.com/cover/240932933-288-k48320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to be a Hero Once Again - Fugou Keiji
RomanceKatou Haru yang kehilangan orang tuanya kini menjadi sebatang kara. Walaupun keluarganya merupakan keluarga yang disayangi dan dikenal baik oleh banyak keluarga. Termasuk keluarga besar Kambe. Namun itu tidak mengubah kenyataan Haru tidak memiliki s...