Tiga belas

5K 622 106
                                    

P.s. Ini jaket yang dipakai Ursa hari ini ya, kalau baju dalamnya anggep aja pakai polo shirt.

* * * * *

"Kuah tomyam disini tuh gak pernah mengecewakan." Leetha yang masih sibuk menyeruput kuahnya hanya memberikan anggukan menyetujui Bening sepenuhnya.

"Gue nyari dimana-mana emang disini doang yang oke kuahnya." Sambung Vinna.

"Pas gitukan, gak berlebihan." Lanjut Bening.

"Mau nambah lagi Mbak?" Tawar Leetha yang dibalas gelengan kepala Bening.

"Kenyang banget Taa. Tapi Mbak mau nambah minumnya. Kalian mau?" Bening sudah berdiri sambil memegang gelasnya yang kosong.

"Gue mau deh Mbak. Yang lemon tea ya." Vinna memberikan gelasnya yang kosong.

"Tumben thai tea lo belum abis." Vinna memandang heran gelas Leetha.

"Aku mau air putih aja Mbak." Bening mengangguk dan meninggalkan meja.

"Kenapa? Gak enak lagi perutnya?" Vinna meletakkan punggung tangannya kedahi Leetha.

"Bukan, aku butuh air putih. Dari pagi aku belum banyak minum deh." Elak Leetha cepat.

"Oh kirain."

"Eh mau sekalian suruh yang lain pada kesini gak? Masih jam setengah 1 Taa."

"Ya sama aja dong. Mereka sampe sini udah jam 1." Jawab Leetha.

"Ehh tapi coba kamu tanya, aku balik ngaret gak masalah lah ya." Lanjut Leetha, Vinna bergerak gesit membuka ponsel, jemarinya sibuk menari-nari diatas layar.

"Eh langsung di read. Lagi mengetik nih." Seru Vinna.

"Pas banget si Mesti lagi disini."

"Lah ngapain dia jauh-jauh kesini?"

"Meeting kali Taa. Tapi katanya bentaran lagi, nunggu atasannya dulu. Gue udah bilang kita disini kok." Jelas Vinna.

"Kalo si Alin?"

"Belum balas dia, di read doang." Leetha mengangguk mengerti, tangannya memainkan gelas thai teanya.

"Na." Panggilan Leetha berhasil mengalihkan Vinna yang sedang memperhatikan ponsel.

"Berarti aku harus gimana ke Mas Ursa?"

"Coba aja dulu. Kalau lo belum yakin, tanyain alasan dia bersikap begitu ke lo."

"Cara nanyanya?"

"To the point aja. Mas Ursa udah terlalu dewasa buat ngartiin kode-kode perempuan. Ya walaupun harusnya dia lebih paham sih. Tapi lo to the point aja." Terang Vinna.

Suara dering panggilan masuk di ponsel Leetha maraung nyaring membuat si empunya dan kawan lainnya tersentak kaget.

"Gue udah sering bilang loh, volumenya diturunin Leetha. Kenceng banget itu." Leetha hanya meringis, tetapi Ibu jarinya menekan tombol hijau pada layar.

"Halo Mas?" Sapa Leetha cepat. "Kamu dimananya?"

"Masih di Raa Cha." Balas Leetha dengan nada heran.

"Duduk dimana?" Keheranannya semakin tercetak jelas di wajah kecilnya. Semakin menambah kesan menggemaskan pada rautnya.

Walaupun begitu, Leetha memberikan jawaban tak lama kemudian. "Rada pojok."

Lalu panggilan di putus begitu saja, Leetha memandang ponselnya aneh.

"Siapa?" Tanya Vinna dengan raut ingin tahu yang tidak di tutupi.

end | Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang