"Mas." Leetha mengguncang tubuh Ursa gemas.
"Bangun ayo!" Leetha yang sudah berpakaian rapi kembali mengguncang tubuh Ursa yang hanya meresponnya dengan gumaman.
"Masss." Kali ini Leetha memanggil Ursa dengan manja, akhirnya duduk diposisi tidur ranjangnya. Bersila menghadap Ursa yang masih tidur menghadapnya. Belum juga membuka matanya tapi hanya mengguman-gumam membalas panggilan Leetha, digigitnya dengan gemas telinga Ursa.
"Sayang jangan jail gitu." Suara serak Ursa menambahkan keusilan Leetha untuk terus menggigit-gigit kecil telinga Ursa.
"Bangun Mas ayo. Udah jam 11." Rengek Leetha lagi.
"Jam 12 lewat aja sayang." Mendengar jawaban Ursa, Leetha malah menambah kekuatan gigitannya.
"Ahhh sakit sayang."
Ursa membuka matanya lebar, tangannya meraba telingan kanannya yang masih terasa nyeri.
Masih sibuk mengaduh karena kekuatan gigi yang Leetha gunakan tak main-main, Ursa melotot kaget melihat Leetha yang bangkit dari posisinya.
"Mau kemana?" Tanya Ursa panik bangkit dari posisi tidurnya saat melihat Leetha yang semakin menjauh ranjang.
"Sayang." Kali ini Ursa melompat turun dari ketika Leetha malah menyambar tas dan melangkah mengacuhkannya menuju pintu kamar mereka.
Ursa berhasil menahan siku Leetha, posisi mereka sudah berada diluar pintu. "Mas gosok gigi dulu oke, terus cuci muka habis itu ganti baju."
"Duduk dulu ya sayang. Kamu taukan Mas kalo rapi-rapi cepet banget." Sambung Ursa yang tanggannya sudah menarik lembut siku Leetha. Meenariknya kembali masuk agar duduk di tempatnya semula dan mendudukan kembali Leetha ke ranjang.
Memposisikan tubuhnya membungkuk tepat di depan perut si istri, Ursa meraba lembut permukaan perut Leetha yang membentuk setengan bulatan lumayan besar. "Nak, sabar ya. Ayah mandi dulu." Ucapnya lembut sebelum beranjak bangkit dan meninggalkan kecupan sayang di kening Leetha.
"Mas mandi bentar sayang."
Leetha menatap luruh tubuh Ursa yang sudah menghilang di balik pintu kamar mandi.
"Padahal ya dek, Bunda mau ke dapur tau. Tapi Ayah udah parno aja ya." Gumam Leetha yang terkekeh senang dengan tangan yang ikut sibuk mengelus-elus perutnya sayang.
Kayaknya jailin Mas Ursa enak. Pikir Leetha tiba-tiba.
Beranjak bangkit, Leetha berniat melanjutkan niatnya untuk ke dapur setelah menyiapkan terebih dahulu baju yang akan dikenalan Ursa. Lalu setelah selesai, dirinya dengan tas yang menggelantung di bahu mulai menjalankan niat mencari cemilan dan menjahili Ursa.
Leetha membuka lemari pendinginnya, mengambil kotak makan yang berisi potongan mangga harum manis. Dirinya juga mengambil garpu yang memang ditelakkan di lemari pendingin. Membawanya serta ke meja makan, Leetha duduk dengan nyaman disalah satu kursi makan setelah meletakkan tas keatas meja.
"Ya Allah manis banget. Tangan Ibu-Ibu emang jago banget ya nyari yang manis." Leetha memekik senang saat gigitan pertama mangga memenuhi indra pengecapnya.
"Nanti kalo aku jadi Ibu, bisa juga nggak ya nyari mangga yang manis?" Gumamnya masih terus memakan mangga.
"Sayang!" Leetha menoleh kaget saat mendengar teriakan Ursa, lalu disambut dengan pemandangan Ursa yang hanya mengenakan handuk keluar dari kamar yang mereka tempati.
"Sayang dimana?" Leetha menahan tawanya melihat Ursa yang berderap panik.
"Ya Allah sayang." Tanpa memperdulikan kondisinya, Ursa berlari menghampiri Leetha yang masih memegang garpu. "Mas ih nanti copot handuknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
end | Let Me Know
General Fiction"Jadi 'anak' kesayangan itu enak." Kata Taleetha, Leader HRD GA TReasars Grup. Leetha, atau biasanya dipenggal menjadi 'Taa' kembali mempertanyakan keberuntungan yang setiap hari menemaninya, tetapi selalu hilang setiap hari Sabtu. 'Oke, bukan men...