Dua puluh

4.9K 526 60
                                    

Leetha masuk ke dalam mobil Ursa yang sudah siap di depan pintu utama B2. Tangannya bergerak gesit memasang seatbelt.

"Ke rumah Mas dulu kan." Leetha mengangguk, sebelumnya Ursa sudah memberitahunya tentang rencana membawa dirinya ke orang tuanya. Ursa mengulurkan tangannya, menyentuh dagu Leetha dan mengarahkan wajah Leetha menghadapnya.

"Pusing gak? Masih nyeri banget lukanya?" Ursa memeriksa plester luka yang dipasang diataa alis Leetha.

"Udah gak sakit kok, cuma kepentok gitu doang." jawab Leetha, Ursa belum juga menarik tangannya.

"Aw! Jangan dipencet juga Mas!"

"Mas gak pencet loh, cuma pegang kapasnya aja." Elak Ursa.

"Itu mencet namanya! Udah cepetan jalan." Balas Leetha jengkel, dan anehnya Ursa malah terkekeh karena melihat bibir Leetha yang mengkerut lucu.

"Mas nanti mampir mcd ya." Pinta Leetha tiba-tiba, tangannya sibuk menurunkan kursi yang didudukinya.

Berasa mobil sendiri ya kamu Taa. Leetha menggeleng takjub mendapati dirinya yang dengan santai mengubah kursi mobil Ursa.

"Mau beli apa? Kamu laper?" Leetha menggeleng lalu meneruskan jawabannya. "Pengen milo." Ursa mengangguk mengerti, mobilnya kini sedang antri untuk keluar dari gedung kantor.

"Tadi Mas udah telepon Bang Randu. Kamu maunya jalan jam berapa?" Kalimat yang dilontarkan Ursa membuat Leetha menoleh kaget.

"Abang izinin Mas ikut?" Matanya belum lepas dari Ursa.

"Gak, Mas cuma boleh nganterin, nanti Bang Randu nyusul." Mobil Ursa berhasil keluar gedung kantor, berjalan kira-kira 25 meter, Ursa membelokkan setirnya masuk ke dalam Mcdonald. Mengarahkan mobilnya kebagian drive thru.

"Kamu mau apalagi? Burgernya gak?" Tanya Ursa sebelum mobilnya berhenti. "Aku mau ayamnya deh, gak usah pakai nasi." Jawab Leetha.

"Selamat sore, bisa di bantu pesanannya kak."

"1 ayam spicy, 1 beef burger deluxe medium, 1 milo medium dan 1 mineral water."

"Totalnya Rp. 77.500 kak." Ursa menyerahkan uang lembaran 100 ribu. Mengambil struk pembayaran serta kembalian, tangan kirinya memindahkan perseneling dan kaki menginjak gas. Menuju tempat pengambilan pesanan.

"Aku gak mau repotin Mas, aku berdua sama Ibu aja gak masalah kok, lagian puncak gak begitu jauh dari Jakarta." Ujar Leetha, dirinya sedang mencoba menawar pada Ursa-juga Randu secara tidak langsung.

"Gak Leetha, sama Mas atau gak pergi." Putus Ursa dan Leetha memilih diam.

Beberapa detik terdiam, Leetha kembali mengeluarkan suaranya setelah berusaha melupakan pembahasan mengenai liburannya, "Aku udah bilang Bapak." Ursa yang sedang menarik rem tangan menghentikan kegiatannya sejenak. Tau arah pembicaraan ini akan dibawa kemana.

"Bapak mau ketemu Mas dulu." Lanjut Leetha. Ursa membuang nafas lega, dirinya kira, Ayah Leetha akan langsung menolak.

"Pesannya kak, 1 ayam spicy, 1 beef burger deluxe medium, 1 milo medium dan 1 mineral water." Ursa menerima bungkusan kertas, dan dua gelas es. Memberikanya pada Leetha yang sudah siap di sampingnya mengulurkan tangan. Lalu tangan Ursa kembali menerima 1 botol mineral water. Mengucapkan terima kasih, mobilnya meninggalkan pelataran restaurant cepat saji tersebut.

"Bapak ada di rumah kapan?" Ursa menyeruput pelan sodanya.

"Gak tau, Bapak dari awal tahun sibuk banget." Leetha kini membuka salah satu bungkusan kertas yang diberikan Ursa dan menggunakan bungkus kertasnya sebagai pelapis ayam agar tangannya tak kotor.

end | Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang