[9] Lullaby

1.9K 429 85
                                    

"Dia mirip sekali denganmu, Bu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia mirip sekali denganmu, Bu. Mungkin karena itu, aku menyayanginya nyaris seperti aku menyayangi Ibu."

Tertanda, Danuar.

•••

Bohong jika ia berkata tidak lelah—bukan tidak, tapi sangat.

Taehyung tidak menyangkal bahwa ia pengecut. Namun, kiranya ada yang lebih penting dari sekadar penjelasan rasa. Sebab dari awal dirinya tahu bahwa Jennie adalah sosok gadis manis dengan hati tulus luar biasa. Jennie tidak akan sanggup menyakiti hati orang-orang di sekitarnya.

Taehyung hanya tidak ingin, Jennie terlalu memikirkan posisinya hingga nanti gadis itu tidak menemukan kebahagiaannya sendiri.

Taehyung tidak ingin menjadi penghalang.

"Uhm—Taehyung?"

Taehyung menerjap, petikan gitarnya terhenti lalu kepalanya mendongak ke atas dari posisi duduknya. Latar mereka hanyalah halaman kostan yang langitnya hampir redup, diiringi suara masyarakat sekitar yang lalu-lalang.

Keningnya membentuk satu garis lurus. Taehyung itu pelupa akan hal-hal kecil yang menurutnya tidak penting.

"A-aku Lalisa. Yang waktu itu—ka-kamu tolong."

Oh, dia.

"Oh, lo," angguk Taehyung.

"Boleh duduk di sebelah k-kamu?" tanya Lalisa selagi membenarkan kacamatanya yang turun.

Taehyung mengangkat bahunya tak acuh. Toh, kursi panjang teras ini umum. Bahkan masyarakat disini sering menggunakannya bila malam tiba.

Mengambil jarak yang cukup jauh, Lalisa menghela napas pelan. Menoleh pada Taehyung yang terlihat abai sebab tak sekalipun balik menatapnya, "Aku cuma ... mau bilang makasih? Ke-kemarin nggak sempet, kamu kelihatan lagi ngobrol sama orang lain, jadi—a-ku nggak enak motongny—"

"Gue nggak ngemis terima kasih lo."

"Maksudku, sebagai orang yang kamu tolong kemarin, aku cuma mau bilang makasih. Atau mungkin ada hal yang bisa aku lakuin buat bales budi ke kamu, aku lakuin."

Memutar bola mata malas, Taehyung menghela napas, "Asal lo tahu—gue nggak perlu makasih dari lo, karena apa?" Lantas menoleh, menatap Lalisa datar tanpa minat, "Gue bukan nolongin lo, tapi nolongin mata gue yang nggak suka sifat nyeleneh Jaehyun."

PANCARONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang