Notes:
Disini Jeongguk dan Jennie belum resmi punya hubungan, ya. Untuk prologue itu (soon) nanti di chapter lain. Jadi, disini Jeongguk dan Jennie teman dekat.
•••
"Langit tahu siapa yang berduka. Sebab mengapa senja itu, mendung—redup nan basah, karena aku dilanda kecewa."
Tertanda, Danuar.
•••
Rasanya, ia turut membandingkan diri. Tertawa dalam cemooh batinnya ketika sadar, bahwa memang mereka berbeda. Dari ujung kepala hingga tapak kaki. Taehyung tidak ada apa-apaanya dibanding pemuda keren impian gadis-gadis semacam Jeongguk Bagaskara.
Kebanggaan gedung universitas, punya nama dan tetek-bengek yang seratus persen baik, pergaulan luas dengan para mahasiswa kebanggan, kaya, tampan, budinya baik. Jadi Taehyung hanya sebatas apa? Hanya lelaki dengan label berandalan hingga putung rokok kesukaan.
"Ini pearching yang kemarin, ya?"
"Ya iyalah. Duit dari mana gue beli yang baru? Kalau beli KW nanti iritasi, ew!"
"Omonganmu, hih! Tapi serius, deh, jangan sering-sering pakai itu, ya? Telinga kamu lebih keren tanpa apa-apa."
Itu Jennie, yang tadi pagi tidak menumpangi Vante—motor retro kesayangan milik Taehyung sebab sudah batalkan janji dan pergi bersama mobil hitam mengkilap milik Jeongguk.
"Dibawa serius banget? Ini cuma pearching, bisa lepas pasang."
"Ya aku kaget aja. Kemarin aku lihat kamu udah lepas. Eh sekarang, tiba-tiba aja pake?"
Taehyung paham, norma seperti apa yang Jennie anut. Laki-laki ya tidak sepantasnya memakai aksesoris berlebih, meski kesan yang diberi adalah sangar seperti pemuda Danuar hari ini—tetap tidak boleh.
"Biar dapet ceramah lo. Jadi, gue pake deh." Taehyung terkekeh, menatap langit kelabu dari tempat mereka berada. Rooftop gedung teknik mesin.
"Apa? Bercanda kamu? Masa buat aku marahin?"
"Hehehe biar dapet waktu banyak sama lo, soalnya lo kalau ngomel 'kan panjang kali lebar."
Jennie memutar bola mata malas, sepenuhnya abai. Bahkan ketika—tiada dusta sama sekali dalam perkataan Taehyung. Pemuda itu jujur, ingin mencari perhatian. Sebab sejak dua hari yang lalu, terhitung Jennie jarang kembali mengomel. Gadis itu hanya akan singgah sebentar lalu kemudian berangkat pergi bersama Jeongguk.
"Kamu kalau mau cari perhatianku, ya, coba tingkatin nilaimu."
"Otak gue udah ketemu zona nyaman, Jen. Nggak bisa diajak ke atas-atas banget, ngerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA
Fanfiction[ Completed ] Hanya sepenggal cerita tentang bagaimana si berandal Danuar memuja sahabatnya sendiri, sosok Jennie yang begitu berharga baginya. Cintanya. Gadisnya. Pancaronanya. Hingga semakin hari semakin bersinar bersama pemuda, yang bukan dirinya...