"Tuhan memberiku banyak karunia di dunia ini. Dan salah satunya adalah kamu."
Tertanda, Danuar.
•••
"Assalamualaikum."
"Assalamualaikum, loh—ini, Amma?"
"Iya, Nuar. Ini Amma. Cuma memang lagi pinjam ponsel Abi."
Pemuda itu mengangguk konstan di sana. Mereka; Taehyung dan Jennie kini melangkah dengan jemari yang saling terkait ke arah rumah sang gadis. Sejenak, Taehyung melirik Jennie yang menarik lengan kausnya dan bertanya tanpa suara; 'Itu Amma?' Tanyanya.
Dan di sana Taehyung terkekeh mengiyakan, membuat satu garis lengkung yang indah—tersenyum.
"Nuar lagi sendiri, kah?" Suara Amma kembali terdengar di ujung sana. Yang mana membuat, Taehyung kembali fokus ke sambungan, "Oh? Ini. Aku lagi sama Jennie, Mma. Persis di sampingku ini Jennienya"
"Iya, kah? Jennie?"
"Iya. Amma mau sapa Jennie?"
"Boleh."
Dan Taehyung membesarkan volume suara ponselnya—membuat Jennie serta-merta dapat mendengar ucapan Fatma pula.
"Assalamualaikum, Amma! Amma sehat?"
"Waalaikumsalam, Jennie. Sehat alhamdulillah. Jennie gimana, Nak?"
Lekat di kepala Jennie, tentang bagaimana suara lembut Amma mengalun, bahkan sampai tapak mereka berada di teras rumah.
"Baik banget, Amma. Hehe."
Namun, segelintir kata yang Amma berikan membuat Jennie mengarahkan kembali ponsel itu pada telinga Taehyung, "Jennie? Tolong bilangin Nuar, Amma mau ngobrol penting sama dia, ya, Sayang? Nuar masih di sana kan, Nak?"
"Oh, iya, Amma. Masih, kok," jawab Jennie.
Namun, pemuda itu menolak, tetap mengarahkan ponsel pada posisi yang bisa didengar oleh mereka. Dan Jennie mengajak pemuda itu masuk, pun disambut dengan Seokjin yang tengah menonton televisi di ruang tengah—sosok yang kembali sibuk, kala paham bilamana Taehyung dan Jennie tengah dalam kondisi yang tidak bisa diganggu; dalam artian, mereka tengah menerima telepon.
"Taehyung?"
"Iya, Amma."
"Kabar ini mungkin buat kamu bimbang. Amma minta maaf. Tapi denger Amma baik-baik, ya? Mau atau enggaknya, itu tetep di tangan Nuar. Amma dan Abi—enggak mau maksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA
Fanfiction[ Completed ] Hanya sepenggal cerita tentang bagaimana si berandal Danuar memuja sahabatnya sendiri, sosok Jennie yang begitu berharga baginya. Cintanya. Gadisnya. Pancaronanya. Hingga semakin hari semakin bersinar bersama pemuda, yang bukan dirinya...