[31] Kembali dan Awal

1.4K 330 213
                                    

2000+ Words /karena telat update🥺

•••

"Kamu bilang, aku adalah hero-mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu bilang, aku adalah hero-mu. Jelas itu membuatku lebih serakah. Sebab lebih dari itu, aku ingin kamu jadi satu-satunya pasangan hidupku."

Tertanda, Danuar.

•••

Ada geraman tertahan di sana, ketika kain kasa bercampur cairan medis itu mengobati lukanya. Di antara rintihan itu, ada pula dengusan malas—nyaris berupa napas ejekan mengudara.

Jungkook Bagaskara, cukup kaget kala sang Adik—bangun dari pingsannya secara tiba-tiba, saat pemuda itu baru saja mengangkat telepon untuk menghubungi dokter. Sebab pada awalnya, Jungkook mengira akan butuh waktu lama untuk Jeongguk siuman.

"Jangan telfon dokter dulu."

"Lo mau mati? Kalo ada tulang patah atau apa—"

"Gantiin baju gue dulu, lah, tolol. Lo gimana mau nelfon dokter keadaan kamar gue kayak abis pembunuhan gini?"

"Loh bukannya emang? Abis bunuh harga diri satu orang cewek, kan, lo?"

"Bangsat, Bang."

Di sana, Jungkook memutar bola matanya, "Baru bangun mulut lo udah berulah aja." Menjeda demi mengambil satu tarikan napas, serta menjauhkan kasa dari sudut bibir sang Adik; Jungkook berujar, "Lo bisa ngobatin luka lo sebentar, enggak? Gue ambil baju lo dulu. Sekalian air hangat."

"Ck. Bisala—"

"Kak."

Namun perhatian—segala atensi mereka lantas teralih pada suara yang memutus ucapan Jeongguk. Sosok yang kini membuka kenop pintu dan serta merta melangkahkan presensi untuk muncul di mata Jeongguk juga Jungkook secara nyata. Dan panggilan Lalisa—tertuju pada Jungkook yang terduduk di unjung ranjang, "Boleh aku aja yang obatin Jeongguk, Kak? Sekalian rapihin kamar juga pakaian kotor Jeongguk."

Kalimat itu; sungguhan membuat Jungkook kehilangan logikanya.

Jeongguk—serius menyianyiakan perempuan semacam Lalisa? Bagaimana bisa? Pun—sikap gadis itu. Apa ia tidak benar-benar sakit hati melihat tingkah dan kelakuan Jeongguk hari ini?

"Serius? Lo jangan bercanda."

"Serius, kok. Lagian, ada hal yang harus aku omongin segera juga sama Jeongguk. Kak, boleh, ya?"

Jungkook—pemuda itu hanya mengikuti kata hatinya sekarang. Lebih-lebih melihat sikap Jeongguk yang tak mengeluarkan sepatah kata apapun, bahkan membuang pandangan dari Lalisa, membuatnya kini menghela napas. Ia bangkit dari duduknya, memandang Lalisa saksama, "Gue siapin air hangat di dalam kamar mandi dulu, ya. Baju Jeongguk ada di lemari, nanti lo ambil aja di sana."

PANCARONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang