"Jangan pergi untuk sekarang, ya? Aku belum siap. Aku masih perlu mendidik egois dalam hatiku yang teramat ingin memilikimu."
Tertanda, Danuar.
•••
Danuar memang bengal, ia urakan. Namun, jika berbicara soal agama—didikannya kuat mengakar. Ibu dan Ayahnya ialah sosok yang dekat dengan Sang Khaliq. Sang Ayah merupakan pengajar agama di madrasah dekat rumahnya—juga Ibunya yang bercadar. Tak heran bila Danuar lahir dengan bacaan yang faseh juga sholat lima waktu yang tak pernah ia tinggalkan.
Hanya saja, semuanya tertutup oleh tingkah Danuar yang luarbiasa bebas atas pancarona hidup yang menurutnya begitu monoton. Orang kaya akan disegani, sedang si miskin akan direndahi. Manusia berparas rupawan akan dipuji, sedang si buruk rupa akan dimaki. Seseorang berotak jenius akan dianggap tinggi, sedang si otak pas-pasan, akan terlewati. Hukum alam. Dan Danuar benci akan hal itu. Hal yang membuat masa mudanya habis oleh makian tak beralasan hingga dirinya tumbuh sebagai manusia dengan padangan yang lain.
"Danuaaar! Ini aku!"
Suara pintu diketuk, Danuar melepas kopiah dan sarung kelabu yang menutupi kaki jenjangnya, "Sebentar," sahutnya.
Masih dengan kaus yang ia pakai selagi sembahyang, pemuda itu melangkah membuka pintu dengan celana bahan yang menyentuh lutut.
"Taraa!" Mengangkat piring dengan lima potongan bolu persegi panjang, Jennie menyengir, "Bunda bikin bolu dua loyang besar, sebagian udah dibagiin ke yang lain, aku nyisain buat kamu."
"Assalamualaikum! Jennie masuk ya," ujar Jennie dengan cengiran yang khas. Melangkah mandiri bahkan ketika Taehyung tidak menawarkannya masuk. Sama sekali.
"Beneran mirip penyusup, lo," sahut Taehyung kini menempatkan bokong di atas kasurnya bersebelahan dengan Jennie. Ya—Jennie mendudukan diri disana, keningnya terlihat berpikir, "Taehyung nonton netflix, yuk?"
"Dih, segabut itu?"
"Abis nugas. Capek tau, mau ngusir capeknya biar pergi, hush-hush! Gitu."
"Nggak usah sok imut lo di depan gue. Mual, bego."
"Hehehehe."
"Ck. Gue nggak berlangganan."
"Ya, pake account aku? Ihh ayooo Taehyung? Ya, ya, ya?"
Puppy eyes. Taehyung lemah.
"Hhh—tuh, laptop gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA
Fanfiction[ Completed ] Hanya sepenggal cerita tentang bagaimana si berandal Danuar memuja sahabatnya sendiri, sosok Jennie yang begitu berharga baginya. Cintanya. Gadisnya. Pancaronanya. Hingga semakin hari semakin bersinar bersama pemuda, yang bukan dirinya...