"Jangan sampai nama baikmu tercoreng. Biar aku saja. Sebab dalam fantasi khayalku, kuingin anak kita punya hal yang patut dicontoh dari salah satu orangtuanya."
Tertanda, Danuar.
•••
Pagi itu, pemuda dengan kaus hitam dan jaket kulit yang kancing teratasnya sudah hilang, mati-matian menahan senyum di belah bibirnya. Sialan. Dia senang.
Jennie, di pertengahan malam mengirim pesan bahwa ingin berangkat bersama. Beruntung Taehyung yang tengah bergalau ria, matanya belum juga menutup pukul nol-nol segera membalas pesan singkat Jennie.
Kini, jemarinya mengetuk pintu rumah utama pemilik kosan miliknya. Disambut dengan seorang wanita berusia, Sinta Andara—ibu kandung Jennie.
"Jemput Jennie, ya? Sebentar, anaknya lagi sarapan dulu. Mau masuk ikut sarapan, Nak Tae?"
Sinta itu dekat dengan Taehyung. Sayang Taehyung seperti anaknya sendiri. Tahu betul ikatan sahabat si pemuda rantau dengan anak gadisnya.
Taehyung sendiri tersenyum tipis, "Saya udah sarapan tadi pake bubur, Bunda. Kenyang. Perut nanti makin melar kalau ditambah."
Bunda; Taehyung dibiasakan memanggilnya begitu oleh Sinta sendiri.
"Halah, kurus begini kamu bilang gendut. Apa kabar Bunda?"
"Taehyung!" Dan tanpa mereka duga sebab seingat Sinta, putrinya itu baru mengecap beberapa sendok nasi, justru kini berdiri di belakang pintu dan melangkah hendak memberi salam padanya.
"Ih, sarapannya udah habis belum, Mba? Pamali kalau disisain."
"Habis, Bun. Tenang aja."
Setelahnya, Jennie terkekeh kecil, "Pergi dulu, ya? Assalamualaikum, Bunda!" Lantas mengecup tangan Sinta pelan.
Setelahnya, giliran Taehyung yang menggapai salam, "Assalamualaikum, Bun. Berangkat dulu."
"He'em. Hati-hati. Jangan ngebut ya, Nak, Tae."
Maka setelahnya obrolan ringan terjadi seperti biasa. Udara pagi memang yang terbaik, membuat senyum cerah di dua anak manusia itu begitu mengah. Menaiki motor retro satu-satunya milik Taehyung dengan pekikan kala mereka berkomunikasi selama perjalanan.
"Kamu udah makan?"
"Tadi gue udah jawab itu ke Bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA
Fanfic[ Completed ] Hanya sepenggal cerita tentang bagaimana si berandal Danuar memuja sahabatnya sendiri, sosok Jennie yang begitu berharga baginya. Cintanya. Gadisnya. Pancaronanya. Hingga semakin hari semakin bersinar bersama pemuda, yang bukan dirinya...