[34 :a] Resmi dan Coretan

1.4K 319 109
                                    

2000+ Words

•••

"Tolong pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong pulang."

Pancarona ;Kth.

•••


Taehyung Danuar Saka; si pemilik nama yang miliki segelintir catatan hitam di dalamnya itu—sumbu pendek. Tak segan dirinya melawan apa yang menurutnya salah. Kepalanya bekerja secara realistis—kecuali hal-hal menyangkut cintanya—Taehyung terbiasa hidup dengan menggunakan logika.

Tak akan suka dirinya pada presensi yang membuat orang-orang di sekitarnya alami luka.

Maka manakala sosok itu; datang pada mereka. Utamanya meminta izin pada sosoknya yang sedari tadi masih mengeraskan rahang; Taehyung sungguhan muak pada kehadiran Jeongguk Bagaskara.

Bilamana bumi memang masih membiarkannya hidup, Taehyung meminta agar pemuda itu tak lagi tampakan diri di depan matanya. Namun, hari ini, ditemani dengan Lalisa—Jeongguk datang. Meminta waktu Jennie tuk lalui cakap singkat, paling tidak agar tumpukan rasa bersalah di bahu pemuda itu terkikis meski sedikit.

"Gue nggak mau lo kenapa-napa lagi, Jennie."

"Kenapa-napa apanya? Dia ke sini bareng Lalisa, kalo kamu lupa. Niat dia ke sini, mau bahas apa yang sebelumnya cuma kudenger dari mulut Lalisa."

"Bahkan tadi Bunda nampar Jeongguk, lo liat semarah apa Bunda, biarpun sekarang udah lumayan tenang di kamar," desis Taehyung, menatap Jennie tajam. Tak lama dari itu, kekehan sumbang miliknya mengudara, "Oh atau, emang lo aja yang masih sayang dia ka—"

"Taehyung!" Jennie memotongnya. Kecewa gadis itu kala Taehyung kembali tunjukan ketidakpercayaannya, "Kamu nggak inget janjiku kemarin lusa ke kamu? Kamu anggep omonganku omong kosong!?"

Sial. Taehyung rasa frasanya terlampau rancuh.

Taehyung menggeleng di sana, menatap Jennie frustasi, "Nggak. Bukan gitu."

"Terus apa? Nuar, aku—aku cuma nggak mau punya dendam. Aku pernah bilang sama Lalisa, aku butuh waktu paling enggak seminggu setelah kejadian itu, sampe emosiku stabil kalo liat wajah Jeongguk." Menarik napasnya, menggenggam jemari Taehyung yang mana mereka berdiri di balik pintu utama rumahnya sedangkan Jeongguk dan Lalisa di halaman; Jennie menatap Taehyung meminta izin, "Aku mau semuanya selesai. Baik aku dan Jeongguk, nggak ada masalah lagi yang harus diungkit. Supaya aku juga bisa hidup tenang, fokus sama hal-hal berharga di sekitarku aja. Aku cuma mau dapetin ketenangan itu."

"Jen—"

"Kamu temenin aku, duduk di sampingku pas Jeongguk bicara, ya?"

Di antara terik yang menelusup ke sela tubuhnya, bahkan jadikan segalanya menjadi lebih panas—Taehyung kehilangan argumen tuk menentang apa yang jadi keinginan gadis kesayangannya.

PANCARONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang