16

3.5K 333 39
                                    

Siapapun tak terkecuali menjadi sutradara dibalik rasa sakit mu, mengatur skenario agar kau tertikam lebih dalam.

🌷🌷🌷

Tok tok..
Tok tok...

Rose segera melangkah ke arah pintu utama untuk membukakan pintu setelah mendengar beberapa ketukan. Rose tidak merasa itu Felix, biasanya pemuda itu akan langsung menyelonong masuk tanpa mengetuk pintu.

Ceklek~

Rose terkejut. Ia menatap pria tampan bertubuh tinggi di hadapannya. Pria itu tampak ngos-ngosan sambil memegang dadanya sendiri seperti habis berlari kencang.

"C-cari siapa?" Tanya Rose ragu.

Pria itu menarik nafas sejenak. Ia sedikit menenangkan dirinya.
"Jimin nya ada?"

Rose mengangguk.
"Aku temannya, apa aku boleh masuk?" Tanya pria itu.

Pria itu mengedarkan pandangannya ke luar rumah, dan melihat mobil yang tak asing.
"Ada Seulgi juga?"

Rose kembali mengangguk.
"Masuklah," ucap Rosè hormat.

Pria itu tersenyum dan menampakkan lesung pipinya. Namun tak terlihat oleh Rose yang segera menundukkan kepalanya. Pria itu segera masuk.

"Terimakasih." Ucap pria itu sambil mendudukkan dirinya di sofa.

"Anda mau minum sesuatu?" Tanya Rose.

"Ah boleh, terserah saja. Apa yang ada, apapun itu." Jawabnya.

Rose melenggang ke dapur dan membuatkan pria itu segelas air perasan jeruk. Lalu membawakannya ke sofa.

Bersamaan dengan itu, Seulgi tampak keluar dari kamar Jimin. Dan mengernyit saat melihat pria itu. Namun Rose tetap berjalan dan meletakkan di hadapan si pria. Setelahnya berlalu pergi.

"Loh, Jaehyun?"

Seulgi Tempak kaget dengan kehadiran pria itu yang tiba-tiba sudah ada di rumah ini.

"Oh, hai Seul.." sapanya.

"Kau sejak kapan..."

"Kau tau? Tadi aku membeli sesuatu di dekat sini, dan aku dikejar orang gila." Jelas Jaehyun antusias.

Seulgi hanya mengerjap prihatin. Mungkin ketampanan pria itu membuatnya dikejar-kejar banyak wanita, dan sekarang bahkan orang gila bisa terpesona.

"Jimin mana?"

"Dia masih tidur." Jawab Seulgi. Gadis itu lalu melihat arloji yang melingkar di pergelangan kirinya. "Aku harus pergi."

Gadis bermata sipit itu melangkah untuk meninggalkan rumah ini dan meninggalkan Jaehyun yang menggidikkan bahu. Pria itu mengambil gelas berisi air perasan jeruk yang Rosè buatkan dan meminumnya hingga habis.

"Sudah lama sekali aku tidak kerumah si kunyuk ini."

Pria berlesung pipi itu melangkah ke kamar Jimin. Saat membuka pintu ia sudah melihat Jimin yang terduduk dengan sedikit lingkaran hitam di sekitaran matanya. Jimin mengucek matanya, pria itu baru bangun bahkan saat seulgi telah pergi.

Jimin menoleh.
"Tumben kau kesini?"

"Apa tidak boleh?" Tanyanya setengah tertawa. "Pak bos kita bolos kerja ternyata.."

"Berisik!"

"Pfftt! Bangunlah kunyuk! Apa kau bosan melihat matahari?" Tanya Jaehyun sambil melempar bantal pada Jimin.

"Yak Jung Jaehyun!"

Jimin berteriak saat bantal itu mendarat di kepalanya. Jika boleh jujur kepalanya cukup sakit setelah begadang semalaman. Bukan salah Rose, tapi yah memang pemuda itu susah tidur terlebih jika pulang dari perjalanan jauh.

Devenir AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang