17

3.4K 341 46
                                    

Ikon - Only You
0:00 ─〇───── 0:00
⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

Keheningan mendominasi. Felix masih senyum-senyum kecil mengingat kejadian yang beberapa saat lalu membuatnya terkejut. Dan entah kenapa dia merasa bahwa hal itu lucu.

"Kau gila?"

Felix menoleh. Mendapati Jimin yang sibuk dengan tabloidnya.
"Jadi yang tadi itu apa Hyung?"

"Maksudmu?"

"Kau berpamitan pada istrimu?"

Jimin menoleh tajam.
"Yak!"

"Tunggu," Felix mendekat. "Apa aku tak salah lihat? Wajahmu merah? Bahkan sampai ke telinga?"

Jimin membuang muka. Bertanya-tanya apa benar wajahnya sudah merah? Tapi itu fakta. Wajah Jimin memang tampak merah bahkan sampai ke telinganya.

"Astaga! Hyung kau..."

Jimin segera mengambil map berwarna biru di hadapannya dan memberikannya pada Felix. Dokumen itu berisi resume penting untuk rapat awal mereka saat tiba di Swedia nanti.

"Baca itu!"

Lagi-lagi Felix hanya menurut meski ia tak bisa menghilangkan senyum di wajahnya.

🌷🌷🌷

Setelah beberapa tiba di Swedia, entah kenapa Jimin menjadi sangat semangat. Bahkan dia rela begadang demi menyelesaikan materi presentasi. Hingga kejaran mereka lebih cepat dari perkiraan.

"Hyung, kau pasti berencana untuk refreshing lebih lama." Tebak Felix sambil duduk di sebelah Jimin.

Pria bermarga Park itu lincah mengetik kata demi kata di keyboard laptopnya.
"Tidak juga."

Felix hanya mengangguk heran dengan keanehan Jimin. Padahal dirinya memang berharap jika mereka lebih lama di sini. Yah, setidaknya Felix bisa cuci mata melihat pesona wanita barat.

"Lalu, kenapa kau semangat sekali mengerjakannya?"

"Emm.." pria itu tampak berpikir. "Mod ku sedang baik, mungkin."

Felix hanya menggeleng tak mengerti. Membiarkan Jimin berkutat dengan pekerjaannya. Sedangkan ia sendiri memilih untuk memakan camilan yang ia beli tadi sore, juga meminum coklat panasnya.

"Felix.."

"Uhuk!!"

Mendadak Felix tersedak saat Jimin memanggilnya. Dan entah kenapa Felix bisa terkejut.

"Yak hyung! Aku sedang minum!"

"Mian.." ucapnya singkat. "Bisakah kau hubungi Mr. Daniel? Tanyakan apa dia bisa memajukan jadwal meeting? Aku rasa, jedanya terlalu lama."

Lagi-lagi Felix hanya mengangguk. Ia tak mengerti lagi dengan manusia es yang Tuhan takdirkan untuk menjadi sepupunya. Dan selalu membuatnya bergelung dengan persoalan aneh yang ia ciptakan.

"Baiklah Hyung.”

Pemuda itu berlalu menjauh dari Jimin untuk menghubungi salah satu rekan meeting mereka. Dan berbincang dalan bahasa Inggris disana.

Tok tok
Tok tok

"Room service please..."

Jimin yang untuk fokus pada laptopnya, menoleh pada Pintu yang baru saja diketuk oleh pelayan hotel. Jimin pun membolehkan pelayan itu masuk. Tanpa butuh waktu lama, pelayan itu meletakkan seluruh makanan yang sebelumnya telah Felix pesankan di atas meja.

Devenir AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang