10

4.1K 350 89
                                    

Mamamoo - Egotistic
0:00 ─〇───── 0:00
⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

Keesokan harinya Jimin dapat kembali pulih. Rose dan Felix lega karena tidak terjadi sesuatu yang serius pada Jimin. Meski pria itu tampak benar-benar galau dan patah hati.

Jimin tengah berada dirumahnya. Ia memutuskan untuk absen dari kantor dan mengerjakan pekerjaannya dirumah. Setidaknya dia punya alasan, dan Felix akan menggantikannya hari ini.

"Ambilkan aku air putih."

Rose yang tengah bertekuk lutut sambil mengepel lantai langsung berdiri dan dan menunduk hormat.
"Baik tuan."

Gadis itu berlalu ke arah dapur dan meninggalkan Jimin yang berkutat dengan persoalan perusahaan yang sedang ia selesaikan. Ia harus menyelesaikan materi presentasi nya untuk rapat dengan para investor besok.

Beberapa saat, rose kembali dengan segelas air di nampan. Gadis itu membawanya pada Jimin dan meletakkannya di atas meja. Lalu tanpa sengaja melihat apa yang tertera pada laptop pria itu.

Ia tertegun sejenak. Mengingat bahwa materi itu pernah ia pelajari di awal perkuliahannya dulu. Ia tersenyum kecut. Dia hampir saja lupa bahwa dirinya sendiri yang memutuskan untuk putus kuliah.

"Ck! Rumit."

Jimin langsung mengambil gelas berisi air itu dan meminumnya tergesa. Pria itu melirik ke arah Rosè yang masih berdiri, lalu meletakkan kembali gelas itu diatas meja.

"Kenapa kau masih berdiri disini?" Tanya Jimin dingin.

Rose kelabakan.
"Emm, aku melihat resume yang tuan buat dan..."

Jimin menyipitkan matanya.
"Kau paham?"

Rose sedikit ragu.
"Emm, yah..." Rose mengangguk pelan. "Sedikit tuan."

Jimin langsung menarik tangan Rose dan membuat gadis itu terduduk di sebelahnya.
"Kalau begitu, bantu aku menyelesaikan nya."

Rose meneguk ludahnya gugup.
"B-baik tuan."

Rose mulai mengutak-atik laptop Jimin. Gadis itu fokus mengetik kata demi kata disana sambil mengecek beberapa dokumen dan buku sebagai referensi. Rasanya sudah lama sekali ia tak merasakan kesibukan seperti ini.

Sementara Jimin sedikit terkaget. Ia memperhatikan Rose yang hampir saja menyelesaikan pekerjaannya. Tak menyangka Rosè yang ia anggap gadis bodoh ternyata cukup pintar.

"Kenapa kau bisa paham?"

Rose melirik. Mendapati Jimin dengan wajah bingungnya. Lalu tersenyum simpul.
"Dulu aku mengambil dua jurusan yang berbeda tuan. Ayah meminta ku untuk mempelajari sastra Korea,"

"Dan aku lebih suka ekonomi, makanya aku juga mengambil administrasi bisnis meski hanya di kampus kecil di kota terdekat."

Jimin mengangguk tertahan. Sekelebat rasa bersalah muncul dalam hati Jimin. Pria itu merasa telah menghancurkan masa depan seorang gadis baik dan pintar seperti Rosè.

"Apa karena ibumu..."

Rose langsung menggeleng.
"Tidak tuan, aku sendiri yang memutuskan untuk berhenti kuliah."

Jimin kembali mengangguk. Entahlah, ia sedikit lega. Setidaknya Rose berhenti kuliah bukan tepat karena ia akan dijual pada Jimin.

Jimin terus memperhatikan jemari lincah itu. Dan tepat setelah file itu selesai, Rosè menghela nafas sambil tersenyum puas. Membuat Jimin menyunggingkan senyum tipis yang tak disadari oleh Rosè.

Devenir AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang