Bangunlah..
Aku mencintaimu
Aku sangat mencintaimu
Kata-kata itu terus terngiang di telinga Rosè. Ia merasakannya sejak sadar setelah di operasi beberapa waktu lalu. Entah kenapa, Rosè merasa terganggu dan gelisah. Itu adalah kali pertama baginya mendengar kata cinta meski hanya saat matanya tertutup.
Ia Kenal suara itu. Suara yang sangat akrab di telinganya. Suara halus dan khas yang hanya di miliki oleh Tuannya, yang tak lain adalah Park Jimin.
'bagaimana bisa kau berkhayal bahwa tuanmu mencintaimu, Rosè. Itu mustahil! Jangan naif. Jangan menghamba pada hati yang tak terjangkau. kau bukanlah gadis yang pantas untuknya!'
Rose menggeleng kuat saat batinnya berbicara. Ia tengah memasak untuk sarapan pagi. Ia sendiri merutuki dirinya karena bangun cukup kesiangan. Itu karena Jimin yang enggan melepas pelukannya. Pria itu selalu begitu setiap hari.
Semua yang Jimin lakukan membuat Rosè frustasi. Gadis itu tau ia akan semakin jatuh. Semakin dalam, dan mau tidak mau ia harus mempersiapkan diri untuk merasakan sakit.
Rose menghela nafasnya. Ia berusaha untuk tetap fokus pada masakannya. Dan ingin mengambil sesuatu di kulkas. Namun saat Rosè berbalik dan ingin melangkah..
Grepp
Jimin langsung memeluk bahu Rosè yang menabrak dirinya. Entahlah, Rosè sendiri tidak tau sejak kapan Jimin ada disana.
"A-aku kaget.." Rosè gugup. Pasalnya, ia sedang berada dalam dekapan Jimin. "K-kau tidak ke kantor?"
"Sekarang Minggu." Jawab Jimin tersenyum menampilkan gigi putihnya. "Mau kemana?"
"Ke kulkas.."
Jimin mengernyit. Ia menggenggam tangan Rose yang menumpu di dadanya. Sebelah tangannya masih memeluk Rosè.
"Untuk?"Rose menatap tangan mereka. Itu hanya membuat debar jantungnya semakin tak karuan.
"Mau ambil wortel."Jimin mengangguk paham.
"Pergilah.""Tuan.."
"Hm?"
"Tangannya.."
Jimin menatap tangannya. Juga tangan Rose yang ia genggam.
"Kenapa tangannya?"Entah apa yang Jimin pikirkan. Namun Rosè benar-benar merasa kupu-kupu bertebaran di perutnya sekarang.
"Tangan dilepas dulu.."Jimin terkekeh. Ia benar-benar kecanduan untuk menggoda Rosè. Wajah itu sudah menjadi mod booster nya entah sejak kapan. Ia hanya menatap Rose yang melangkah ke arah kulkas lalu kembali dengan membawa beberapa wortel di genggamannya dan mencucinya beberapa menit.
Rose tidak mengatakan apa-apa. Ia bahkan masih gugup saat Jimin hanya berdiri pada sisi meja dapur sambil melipat tangannya. Rose berusaha untuk mengabaikan hal itu.
Gadis itu kembali fokus membuat sup rumput lautnya. Namun tiba-tiba Jimin mendekat dan memeluknya. Lagi-lagi itu membuat Rosè tertegun.
"Lanjut saja masaknya." Titah Jimin. "Aku ingin belajar."
'belajar?' Rosè tetap berusaha mengaduk-aduk sup rumput lautnya. Gadis itu gugup, namun bersamaan dengan itu ia bertanya-tanya kenapa Jimin ingin belajar.
"Belajar jadi suami yang baik."
Rose harus terlihat biasa saja. Ia benar-benar berusaha untuk se-netral mungkin.
"Kau akan menikah tuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devenir Amour
FanfictionJIROSE AREA 🔞 (FOLLOW DULU SEBELUM BACA) ______________________________ Completed Gadis dengan nama lengkap Roseanne Park yang sudah menjadi yatim piatu, harus menjalani hidup sebagai seorang budak. Berkali-kali ingin bunuh diri namun semesta belum...