20

3.4K 329 54
                                    

2NE1 - Lonely
0:00 ─〇───── 0:00
⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

Beberapa bulan kemudian

Jimin melangkah mantap menuju sebuah bangku di depan meja bartender. Disana, Jaehyun yang merupakan sahabat karibnya sudah menunggu. Mereka memang berencana untuk bertemu hari ini.

Bukan untuk membicarakan masalah penting, tapi hanya sekedar mengobrol ringan mengenai kesibukan masing-masing.

"Kau sudah lama?" Tanya Jimin.

Pemuda itu melirik ke arah Jimin yang mengambil tempat di sebelahnya. Dia tersenyum singkat.
"Tidak juga."

Jaehyun sudah lebih dahulu memesan wine. Dia tau selera Jimin bukan minuman ini, tapi dia takkan membiarkan Jimin meminum alkohol berkadar lebih dari yang ia pesan saat ini. Dan yah, Jimin tidak protes.

"Bagaimana kabarmu?" Jaehyun meneguk minumannya.

Ia mengarahkan botol wine itu pada Jimin, begitupun Jimin yang mengangkat gelasnya. Membiarkan Jaehyun menuangkannya wine untuknya.

"Seperti yang kau lihat." Jimin meminum wine nya sekali teguk. Lalu terdiam sejenak saat alkohol itu sedikit membakar tenggorokannya. "Aku baik-baik saja."

Jaehyun mengangguk. Ia kembali minum.
"Rose..."

Jimin tersentak. Ia menatap Jaehyun yang tersenyum kecil.
"Dia istimewa."

"Uhuk!"

Mendadak Jimin terbatuk. Ia segera menetralkan nafasnya dan kembali terdiam.
"Dia cepat belajar, dan..."

"Dan?"

Jaehyun menatap Jimin. Lagi-lagi ia tertawa singkat.
"Akan ku pastikan dia menjadi yang terbaik."

Jimin terdiam. Meresapi ucapan yang Jaehyun lontarkan.
"Dia pantas."

Jimin akan bilang bahwa dirinya pengecut. Harusnya dia mengatakan bahwa hatinya kecewa. Namun bodohnya, ia tak tau apa yang membuat rasa kecewa itu hinggap di hatinya.

Jimin terlalu larut dengan pikirannya sendiri hingga tak menyadari bahwa Jaehyun telah menggenggam benda cantik di tangannya.
"Lihatlah Jim, apa ini cantik?"

Kalung di jemari Jaehyun menjadi perhatiannya. Jimin hanya mengangguk tertahan.
"Ya, cantik."

"Kau sendiri bagaimana?"

Jimin mendelik.
"Apanya?"

"Bukankah kau telah menemukan orang yang tepat?" Jaehyun tersenyum, membuat Jimin heran. "Kau tak ingin menikahi Seulgi?"

"Menikah?"

Jimin benar-benar tidak paham lagi. Seulgi tak memberinya kesan berarti. Cinta? Jimin bahkan tak tau. Saat mendengar nama Seulgi, Jimin akan dilanda keraguan. Ragu akan perasaannya sendiri.

"Kau mencintainya bukan?"

Kali ini Jimin membeku. Pertanyaan Jaehyun sama sekali takkan mampu ia jawab. Selama ini, dia berenang dalam lautan keraguan, dan tak menemukan tempat untuk menepi, tak menemukan menemukan titik terang yang selalu ia cari. Jawaban yang membuat hatinya yakin akan apa yang ia rasakan.

"Cinta?"

Jaehyun mengangguk mantap. Namun ia mengernyit menatap Jimin. Seakan merasakan keraguan yang melanda Jimin.

"Bagaimana cinta bisa hadir?"

Pertanyaan Jimin membuat Jaehyun semakin merasa aneh. Bagaimana mungkin Jimin tidak tau?

Devenir AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang