Penghianatan selalu terkenang, dan sejalan dengan sesal yang tak bertepi
🌷🌷🌷
Jimin memutuskan untuk tidak pergi bekerja hari ini. Otaknya terasa sempit sejak kejadian kemaren. Dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.
Seulgi pun dia pastikan tidak bisa masuk. Dia meminta dua pengawal untuk mengunci rapat pintu gerbang dan tidak menyahut siapapun yang ingin masuk. Segala alasan dan tujuan tak diterima.
Pria itu mengusap kasar wajahnya. Hatinya benar-benar kacau sekarang. Entah kenapa perasaannya gelisah. Belum lagi kerinduan yang tak bisa lepas saat hanya menatap gadis yang ia rindukan dari layar kaca. Bahkan menemuinya di alam mimpi.
Dia takkan menyangkal semuanya lagi.
Ia tak akan menyangkal bahwa ia sangat merindukan Rosè, yang dulu jadi budaknya. Betapa ia ingin merasakan debaran dahsyat yang tercipta hanya karena menatap mata sendu itu. Dan betapa rindunya dia untuk memeluk tubuh lemah Rosè yang begitu hangat.
Jimin takkan menyangkal bahwa Rosè telah menjadi belahan jiwanya.
Jimin berjalan ke arah jendela kamarnya. Ia membuka tirai itu hingga memunculkan matahari yang sudah menuju peraduan. Bahkan pria itu belum membuka tirai jendelanya sejak tadi pagi.
Namun betapa terkejutnya dia saat melihat dua orang penjaga rumahnya terkapar tak berdaya di gerbang rumahnya sendiri. Penyusup memasuki rumahnya.
"Sampai kapan bajingan itu akan melakukan ini?!"
Jimin benar-benar geram. Tangannya mengepal. Ia kembali menutup tirai itu dan beralih pada komputer di meja kerja kamarnya. Ia akan melihat siapa penyusup yang dengan kurang ajar telah masuk ke rumahnya.
Yah, sampai sekarang Jimin tak tau siapa musuhnya. Yunhyeong? Jimin selalu yakin ada sesuatu yang lebih besar mengatur semuanya. Sesuatu yang kuat ingin menghancurkan dirinya.
Namun nihil, cctv dirumahnya sudah lebih dahulu dirusak oleh orang-orang berpakaian serba hitam sebelum wajahnya terlihat. Jimin berdebar, musuhnya kali ini benar-benar tidak bisa dianggap remeh.
Jimin yakin orang-orang itu sudah menyebar di rumahnya. Karena itulah Jimin segera mengirimkan pesan singkat pada Felix untuk datang bersama aparat, dan untuk sekarang Jimin akan menghadapi semuanya sendirian sampai sepupunya itu datang.
Pria itu mengambil pistol tipe raging bull di lemari kamarnya. Ia dengan tidak bersuara melangkah ke pintu kamarnya. Sepertinya mereka menunggu Jimin yang keluar, hal tersebut dapat terlihat karena mereka tidak menerobos ke kamar Jimin.
Setelah memastikan bahwa keadaan tenang, Jimin memutuskan untuk membuka pintu kamarnya dan keluar, masih dengan pistol di tangannya. Sekalipun memang ada musuh, ia sudah siap untuk menghadapi.
Jimin langsung berbalik dan memberikan pukulan pada seseorang di belakangnya. Mereka bertarung tanpa Jimin melakukan penembakan.
Namun belum selesai Jimin melumpuhkan orang ini, satu musuh hadir. Dan mau tidak mau Jimin harus menghadapi dua orang sekaligus. Satu orang diantara mereka tersungkur tak berdaya.
Jimin kini fokus untuk menghadapi satu orang di hadapannya. Wajah itu tak terlihat. Namun Jimin yakin dia hanya anak buah. Bukan dalang dibalik semua ini.
Jimin berhasil melumpuhkan pria itu dan mengunci pergerakannya. Pria itu meringis.
"Siapa yang menyuruhmu?!" Tanya Jimin.
"Kau akan tau." Ucap orang itu. Membuat Jimin geram dan ingin sekali menghabisi orang itu.
BBUUKK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Devenir Amour
FanfictionJIROSE AREA 🔞 (FOLLOW DULU SEBELUM BACA) ______________________________ Completed Gadis dengan nama lengkap Roseanne Park yang sudah menjadi yatim piatu, harus menjalani hidup sebagai seorang budak. Berkali-kali ingin bunuh diri namun semesta belum...