Dua

36.5K 1.8K 25
                                    

Seorang siswi berhijab putih berwajah cantik berjalan melewati kelas-kelas. Ia mempercepat langkahnya, karena tinggal beberapa menit lagi, bel masuk akan berbunyi. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika kedua matanya menangkap pemandangan yang membuatnya berdecak pelan. Ia terus melangkah, sebisa mungkin ia tidak memperdulikan dua orang yang sedang asik pacaran.

Setiba di kelas, ia langsung duduk dan meletakkan tasnya di atas meja, kemudian menaruh kepalanya di atas tasnya.

"Ngantuk?"

Ia mengangkat kepalanya melihat orang yang sedang berbicara dengannya. "Iya. Huah..." ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya.

"Pulang sana."

"Mending aku gak ke sekolah kalau akhirnya di suruh pulang. Semalaman begadang."

"Ngapain aja? Malam jum'atan ya? Berapa ronde?"

Ia memukul tangan orang yang ada di depannya, membuat sang pemilik tangan kesakitan dan mengusap tangannya.

"Sakit!"

"Jangan asal bicara. Otak kamu ini sudah ternodai, siapa yang ngajarin gitu? Hem ... Aldo?"

"Biar polos gini aku tau hal gituan."

"Belum cukup umur."

"Enak aja, masa umur 17 tahun di bilang belum cukup umur?"

"Jadi, ngaku tua nih?"

"Dah ah malas mau lanjutkan bicara dengan lo."

"Aliya," panggil seorang pria dengan lembut

"Apa?" Aliya melotot sambil menatap orang yang memanggilnya tadi.

"G-gak jadi."

Aliya kembali menatap lurus ke depan. Aliya memang dikenal sebagai wanita yang galak, tegas namun, hanya di mata pria ia seperti itu, Aliya hanya bersikap lembut dengan seorang wanita saja.

Aliya Wijaya, itulah namanya, seorang siswi yang baru kelas 11 SMK. Aliya adalah adik kesayangan dari Alena, dan takdir mereka hampir sama.

"Huwaaa...."

"Kenapa?"

"Gue di putusin Gio," adunya.

"Alhamdulillah," ucap Aliya sambil tersenyum.

"Memang senang lo ya liat gue menderita?"

"Iyalah, nanti sahabatku yang satu ini tidak lagi terjebak dunia pacaran! Alias terhindar dari dosa pacaran."

"Kenapa putus?"

"Katanya bosan."

"Hahaha ... jangan sedih-sedih, masih banyak laki-laki di luaran sana, gak dia aja."

"Tapi kan, gue sudah terlanjur sayang dia huwaaa..."

"Lupakan dia, Ca. Ca, Ca apa yang yang menjijikkan?" tanya Aliya pada kedua sahabatnya.

"Ca? Apa?"

"Apa, Liy?"

"Cacing."

"Huwaa ... gue sedih lo bercanda."

"Cup  ... cup ... janganlah nangis, masa cuma gara-gara cowok kamu nangis, wanita itu harus kuat! Jangan lemah, tuh dengerin kata Leha laki-laki tidak hanya si Gio saja, nih pilih, banyak laki-laki yang ada di kelas kita, mereka semua oke aja," ucap Aliya

"Gue gak mau! Gue mau Gio titik!"

"Gak pakai koma, ya?" tanya Leha

"Gak! Gue gak bisa hidup tanpa dia."

Kesempatan Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang