Alana sudah berada di rumah Alena, ia tidak tahu, kenapa anaknya itu menyuruhnya ke rumah karena Alena tidak memberitahu hal yang sebenarnya, takut jika sang mama tidak mau memenuhi permintaan Alena.
Alina keluar dari kamarnya, hal itu membuat Alana dan Rama kaget dengan kehadiran Alina di rumah itu.
"Kenapa dia ada di sini?" tanya Alana dengan tatapan tidak suka.
"Sudah lama Alina tinggal di sini Ma," jawab Alena.
Alina duduk bergabung bersama mereka, sambil menunduk.
"Kamu tidak takut hal itu terulang lagi?" tanya Rama.
"Gak Pa, Alina tidak akan melakukan hal itu. Alina, bicaralah."
Alina mengangkat kepalanya memberanikan diri untuk menatap kedua orang tuanya yang ia rindukan.
"Aku minta maaf Ma, Pa, maafkan aku, maafkan atas apa yang sudah aku lakukan, maafkan aku yang sudah mengecewakan kalian, maafkan segalanya Ma, Pa."
Alana mengerutkan keningnya menatap Alina.
"Pa, maafkan Alina ya."
Rama juga menatap Alina. Rama mampu melihat ketulusan permintaan maaf dari mata Alina.
"Papa sudah maafkan."
"Terima kasih Pa, terima kasih. Ma, maafkan aku ya, aku tau aku sudah banyak melakukan kesalahan. Aku tau aku orang yang paling jahat, aku gak peduli jika Mama membenciku, yang aku inginkan hanya maaf dari Mama. Aku takut, Ma aku takut aku tidak mempunyai waktu untuk meminta maaf pada Mama."
"Alina sudah berubah, Ma Alina yang dulu sudah pergi jauh. Yang ada di depan Mama ini Alina yang bar,u" ucap Alena.
"Mama tidak percaya!"
"Kuasa Allah, Ma tidak memandang siapapun, Allah berikan hidayah itu untuk Alina."
Alana tidak percaya dengan ucapan Alena, anaknya yang satu itu sudah berubah.
"Maafkan aku Ma," ucapnya lagi.
"Baiklah Mama maafkan."
"Yang ikhlas Ma," ucap Alena
"Ikhlas kok."
"Ulang ulang."
"Iya Mama maafkan," ulang Alana.
"Nah gitu."
"Terima kasih, Ma."
Alina bangun lalu memeluk Alana. Alana refleks saat Alina memeluknya.
"Makasih, Ma sudah mau memaafkan aku, makasih."
Alana mengusap lembut kepala Alina. Sudah lama sekali ia tidak memeluk wanita itu. Alina pernah menjadi anak kesayangannya hingga menjadi anak yang ia benci karena ulahnya yang sudah melampaui batas. "Tetaplah seperti ini, Lin jangan berbalik arah, jangan melakukan kesalahan yang sama."
"Iya, Ma iya. Aku merasa lega sudah mendapatkan maaf dari kalian, aku juga merasa tenang. Liy, maafin aku juga ya."
"Kakak sudah minta maaf, minta maaf lagi."
"Siapa tau masih ada salah."
"Liya sudah maafkan kok."
"Permisi."
Mereka langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Polisi?" ucap Alana.
"Loh, kok ada polisi?" ucap Aliya.
"Waktunya aku pergi Ma, Pa. Terima kasih atas segalanya, terima kasih. Kini waktunya aku mempertanggung jawabkan apa yang aku lakukan."
"Apa yang kamu lakukan Alina? Mama gak mau berpisah dengan kamu lagi Lin, Mama mau kita ngumpul sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...