16

24.8K 1.5K 119
                                    

Semenjak Aliya jujur bahwa ia sudah jatuh Cinta dengan Afif. Sifat Afif berubah, perlahan pria itu sudah tidak sedingin dahulu. Aliya sangat senang suaminya berubah menjadi baik padanya, Aliya berharap, Afif bisa membalas cintanya dan yang pasti Aliya akan terus berusaha untuk membuat Afif jatuh Cinta padanya. Perlahan Aliya akan memasuki hati Afif, hanya saja, Aliya butuh waktu untuk masuk ke dalam hati Afif.

Tok ... tok... tok

"Kak Afif, bangun!" Aliya berteriak di dapan pintu kamar Afif

"Kak Afif."

Masih tidak ada jawaban. Aliya membuka pintu kamar itu dan melihat Afif yang tengah tertidur pulas.

"Ya Allah senja masih tidur."

"KAK AFIF BANGUN!"

"Berisik!"

"Bangun, sudah senja, gak baik tidur senja."

Afif mengerjapkan matanya, samar-samar ia melihat Aliya yang sedang berdiri di sampingnya.

Tiba-tiba Afif menarik tangan Aliya membuat Aliya terjatuh di atas tubuh Afif. Aliya terdiam menatap Afif yang ada di tubuhnya, Afif juga terdiam menatap Aliya sambil merasakan hembusan napas Aliya.

Jantung Aliya berdetak kencang, jantungnya berdebar-debar. Aliya memejamkan matanya, ia tidak berani menatap wajah Afif yang kini memeluknya.

Afif mencium bibir Aliya. Aliya tersentak kaget ketika merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya, ini pertama kalinya Afif menciumnya.

"Ka-kak," ucap Aliya terbata-bata.

"Diam! Gue nyaman seperti ini. Gue mau lo."

"Kakak tidak menginginkannya sekarang kan?"

"Gue tau lo belum siap. Belum waktunya, makanya gue mau kaya gini aja."

Ada perasaan lega menghampiri Aliya.

"Kak, aku mau bangun."

"Sebentar lagi." Afif memejamkan matanya sambil menikmati aroma parfum yang Aliya pakai.

"Lo mau lagi?"

"Apa?"

Cup

Afif kembali mencium bibir Aliya dan Aliya kembali terkejut dengan yang Afif buat.

"Gue gak pernah nyium cewek, selain Mami, ini pertama kalinya gue nyium cewek."

Aliya mengerutkan keningnya, ia tidak percaya apa yang Afif ucapkan. "Bohong, gak mungkin," tukas Aliya.

"Kalau lo gak percaya tanya aja sama Intan, pernah gak gue nyium dia."

"Liya senang, Liya jadi wanita pertama yang Kak Afif cium. Kak Afif juga harus senang, karena Kak Afif orang pertama yang mencium Aliya selain Papa."

"Ck. Benarkah? Kenapa gue gak percaya."

"Kalau gak percaya ya udah gak maksa Kak Afif untuk percaya."

Cup

"Ternyata lo itu gemesin juga ya."

"Kak, Liy mau masak."

"Nanti saja. Lo berat juga ya, padahal kamu kurus, makan apa sih?"

"Makan harapan, saking banyaknya makan harapan, Liy jadi berat gini."

Afifi terkekeh mendengar jawaban Aliya. Aliya tersenyum ketika melihat Afif terkekeh karena ini pertama kalinya ia melihat Afif seperti itu, senyum pun dia jarang sampai-sampai Aliya kira Afif lupa cara untuk tersenyum.

Kesempatan Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang