Alana baru saja sampai di parkiran rumah sakit. Ia ingin menjenguk Aina, temannya dan orang yang pernah menjadi besannya. Ia hanya sendiri, Rama sedang sibuk sehingga ia tidak bisa menemani Alana untuk menjenguk Aina. Sudah seminggu Aina di rawat di rumah sakit itu, namun hanya sekarang Alana bisa menjenguknya.
Alana keluar dari mobilnya, dan berjalan sambil menatap layar handphonenya, membaca chat penting dari orang-orang penting.
Titttt ....
"AWAS!"
Seseorang mendorong Alana yang hampir saja di tabrak mobil yang melintas di kawasan parkiran.
Alana terjatuh, ia merasa tangannya sakit karena menahan dirinya agar tidak jatuh ke aspal. Orang-orang berdatangan melihat keadaan Alana. Mobil yang hampir menabrak nya itu berhenti dan mencek keadaan Alana.
"Ibu tidak apa-apa?" tanya orang itu
Alana duduk di atas aspal sambil menghunjurkan kakinya.
"Saya tidak apa-apa," jawab Alana membersihkan telapak tangannya yang berdarah.Hampir saja bahaya menghampirinya, bisa-bisa ia menjadi pasien bukan orang yang ingin menjenguk pasien, namun Allah sudah menyelamatkannya.
"Siapa yang mendorong saya?" tanya Alana
"Seorang anak muda. Dia sudah di larikan ke IGD karena menyelamatkan Ibu, dia yang kena," jawab seorang pria yang melihat kejadian itu.
"Astaghfirullah." Alana mencoba bangun.
"Saya bantu Bu," ucap seorang wanita yang ada di situ.
"Saya ingin melihat keadaan dia."
"Saya antar."
Alan menuju ruang IGD, ditemenin oleh seorang wanita berkacamata hitam.
"Suster, yang baru masuk tadi mana?"
"Oh beliau ada di dalam."
Alana masuk ke dalam ruangan itu. Ia melihat seorang wanita berhijab yang sedang terbaring di atas brankar. Alana terkejut melihat siapa wanita itu.
"Ma-mama tidak apa-apa?"
"A-Alena?" ucap Alana terbata-bata
Alena tersenyum menatap Alana sang Mama. Ia sangat merindukan Mamanya itu sangat merindukannya.
"Alena ... Kamu tidak apa-apa kan? Di mana sakit?" tanya Liam khawatir dengan keadaan Alena. Saat ia tahu dan mendapatkan kabar bahwa Alena di IGD, ia langsung menuju ruang IGD.
"Saya tidak apa-apa kok, Pak cuma luka ringan."
"Kalau nyebrang hati-hati!"
"Liam?"
Liam menoleh kearah sumber suara.
"Eh Mama?"
Alana mematung terdiam di tempat, ia masih tidak percaya, yang di depannya itu adalah anaknya yang dikabarkan sudah meninggal.
"I-ini beneran Alena?"
"Iya Ma, ini Alena."
"Ka-kamu masih hidup?"
"Iya, sebenarnya aku belum meninggal, dan berita itu, hanyalah berita palsu."
Alana mendekati Alena, lalu ia langsung memeluk Alena.
"Ya Allah Alena," ucap Alana.
Alena terkejut saat sang Mama mau memeluknya. Dan Alena melingkarkan tangannya di tubuh Alana, membalas pelukan sang mama, pelukan yang sudah lama Alena harapkan dan rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
Ficción General15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...