Beberapa jam yang lalu Alena dan Liam sudah berada di rumah panti kasih Ummi. Malam ini, mereka akan menginap di rumah itu. Nanti, Alena akan jarang bertemu mereka, selagi masih ada waktu, ia gunakan untuk bersama dengan mereka dan menghabiskan waktu bersama. Alena juga sudah memberitahu Laila, Erna dan yang lainnya, bahwa ia akan kembali ke kota dan tinggal di kota bersama Liam.
"Rumah ini akan sepi kalau gak ada kamu," ucap Ainun
"Iya Kak. Rasanya aku mau tidur sama Alena aja malam ini. Kan dia akan pergi dari rumah ini," ucap Ais
"Yang bener aja kamu mau tidur sama Alena? Terus Mas Liam dikemanakan?"
"Tidur di kamar tamu hihi."
"Mau di cap teman gak ada akhlak? Jadi pemisah antara Alena dan Mas Liam?"
Ais tertawa mendengar ucapan Ainun.
"Selama kamu ke kota, Ali selalu nyariin kamu. Sepertinya dia suka kamu."
"Dia memang suka aku Kak, tapi suka sebagai teman aja," ucap Alena terpaksa bohong namun, pada kenyataannya, Ali menyukai Alena lebih dari seorang teman. Alena terpaksa berbohong karena Alena tidak ingin menyakiti hati Ainun yang diam-diam suka Ali dan Alena menyadari hal itu.
"Mereka kan memang akrab Kak," ucap Ais
"Iya, mungkin karena Alena gak ada dia merasa kesepian."
"Nah, kalau aku gak ada lagi. Kak Ainun aja yang temenin Kak Ali."
"Ish ... kenapa aku?"
"Siapa tau ingin menjadi pengganti ku," ucap Alena
"Gak ah. Sekarang nih aku sudah mulai sibuk. Ikut ngajar di pesantren tempat Abi ngajar."
"Jadi ustadzah nih?"
"Iya. Soalnya di sana kekurangan guru."
"Nih pisang goreng. Makan ya."
"Makasih Bu," ucap Alena
"Sebentar, kakak bikinkan teh es untuk kita." ucap Ainun menuju dapur.
"Oke Kak."
"Ibu sudah makan?"
"Sudah, tiga dah ibu makan. Makan ya, ibu mau ke dalam."
"Iya Bu."
"Ambil Len. Mumpung masih hangat."
Alena langsung mengambil pisang goreng itu.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Baru kami membicarakan Kakak, eh datang orangnya."
"Kalian bicarakan tentang aku? Menggosip nih?"
"Gak kok."
"Duduk Kak," ucap Alena
"Lama gak ketemu kamu. Kirain gak balik ke sini lagi."
"Barang-barang masih ada di sini."
"Jadi, kamu benar mau pergi?"
"Iya. Mau kembali ke kota."
Ali tersenyum simpul menatap Alena. "Oh. Aku cuma bisa mendoakan, semoga Allah selalu melindungi kamu."
"Aamiin. Nih makan Kak, masih hangat loh."
"Pas banget lagi lapar. Airnya gak ada?"
"Kak Ainun lagi bikin," jawab Ais.
"Aku mau ke toilet dulu," ucap Alena beranjak dari kursi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...