Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membacanya, vote kalian lah semangat saya untuk terus melanjutkan cerita ini, yang sudah terima kasih
.
.
.
.Hari ini panti asuhan akan kedatangan tamu yang ingin mendonasikan uang untuk anak yatim yang ada di rumah Kasih Ummi. Karena kedermawanan orang-orang yang baiklah panti asuhan itu bisa bertahan, ada saja rezeki mereka lewat orang-orang yang tidak mereka kenal.
Alena sedang duduk termenung di sisi ranjang kamar nya. Ia sedang memikirkan Liam, ia mengkhawatirkan pria itu, bagaimana pun juga, Liam masih menjadi suaminya. Alena ingin tahu kabar Liam saat ini, ia hanya bisa berdoa, berdoa untuk kebaikan Liam di sana, apalagi setelah Alena mengetahui kabar Liam stres, Alena sering menyebut nama Liam dalam doanya, mendoakan semoga pria itu kembali sehat seperti dahulu.
Ceklek
"Kak Len, mereka sudah datang."
Alena mengangguk, lalu beranjak menuju ruang tamu. Sesampainya di ruang tamu, Alena ikut duduk di kursi, di samping Laila.
Tidak lama kemudian, orang yang mereka tunggu datang. Alena terkejut melihat siapa wanita yang datang itu.
"Silakan duduk, Bu," ucap Erna
Wanita itu langsung duduk di kursi ruang tamu.
"Ini sudah ketiga kalinya kan Bu ke sini?"
"Iya, setiap kali saya ke sini, selalu ada bangunan yang bertambah."
"Iya, Alhamdulillah Bu, sedikit demi sedikit memenuhi fasilitas rumah ini, anak-anaknya pun bertambah."
"Kasihan mereka, masih kecil sudah tidak mempunyai orang tua. Tapi dengan adanya rumah ini, apa yang mereka tidak pernah rasakan jadi bisa merasakan kasih sayang dari ibu-ibu. Ini uang untuk keperluan anak-anak. Semoga uang ini bermanfaat untuk mereka," ucapnya sambil menyodorkan sebuah amplop berisi uang.
"Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih pada Ibu, sudah mau membantu kebutuhan kami di panti ini. Kami terima uangnya dan biar Allah saja yang membalas kebaikan Ibu."
"Aamiin ya Allah."
"Nanti makan siang disini ya Bu? Kami sudah siap-siap di dapur untuk makan siang bersama Ibu."
"Wah saya merasa senang kalau ditawarin makan, pasti saya mau," jawabnya sambil terkekeh.
"Sementara menunggu masakannya siap, gimana kalau saya ajak liat kolam ikan."
"Ide yang bagus, ayo."
"Kamu bawa Ibu jalan-jalan ya, Ummi mau ngontrol yang di dapur."
"Iya Mi. Mari, Bu," ucap Alena
Mereka berjalan menuju kolam ikan yang ada di belakang rumah mereka. Ada banyak sekali kolam ikan, salah satu penghasilan tambahan untuk kebutuhan panti.
"Kita pernah bertemu?"
"Iya Bu, kita pernah bertemu, kalau gak salah satu minggu yang lalu, di mall."
"Oh iya, kamu yang nolongin saya itu kan?"
"Iya Bu."
"Ya Allah, gak nyangka bisa bertemu kamu di sini. Tapi sebelumnya kita pernah bertemu di mana?"
"Dahulu saya pernah kerja di kantor anak Ibu."
"Liam?"
"Iya, saya pernah bekerja di sana," jawab Alena
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...