Liam dan Alena sedang perjalanan menuju panti, sudah lama Alena tidak bertemu anak-anak dan juga pengurus Kasih Ummi. Alena merindukan mereka semua, Alena teringat mereka, itulah yang membuatnya ingin bertemu mereka.
Alena menyenderkan kepalanya di kursi, matanya tertuju keluar jendela, menatap rumah-rumah warga, karena mereka sudah memasuki desa.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah Kasih Ummi. Alena segera keluar dari mobil, lalu berdiri menatap rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya, rumah yang memiliki banyak kenangan. Di tempat itulah Alena menjemput hidayahnya, diajarkan menjadi wanita yang lebih baik dari dirinya dulu.
"Alena?"
"Kak Ainun."
"Ya Allah Alena ... akhirnya sampai juga."
Mereka berdua langsung berpelukan, melepas rasa rindu karena berbulan-bulan tidak bertemu.
"Sehat Kak?"
"Alhamdulillah sehat, kamu gimana? Sehat aja kan?"
"Alhamdulillah sehat Kak. Mas, keluarkan barang-barang."
"Iya," ucap Liam langsung menuruti perintah Alena untuk mengeluarkan makanan yang mereka beli untuk anak-anak yang ada di situ.
"Masuk, Len."
"Iya Kak."
Alena memasuki rumah itu.
"Kak Alena..."
"Ye Kak Alena datang."
"Kak Alena datang yeyeye Kak Alena datang."
"Peluk Kak Alena nya," ucap Ainun.
Mereka semua langsung memeluk Alena.
"Maaf ya, Kakak baru bisa ke sini."
"Gapapa, yang penting Kak Alena masih mau bertemu kami."
Setelah cukup lama berpelukan, mereka semua bersalaman dengan Alena, satu persatu anak-anak mencium tangan Alena.
"Alena."
"Ummi, Ummi sehat?"
"Alhamdulillah Ummi sehat, Nak."
Alena mencium punggung tangan Laila, lalu kemudian mencium tangan Erna.
"Rindu banget sama Ummi dan Ibu, sama anak-anak juga."
"Ibu kira Alena lupa kami."
"Gak bakalan, Bu."
"Siapa yang mau snack?"
"Aku..."
"Aku"
"Baris yang rapi, Abang berikan satu persatu."
Mereka langsung berbaris rapi untuk mendapatkan makanan ringan yang sudah terbungkus dan siap di bagikan ke anak-anak.
"Dia siapa Ummi? Kok dia diam aja Mi?"
"Itu Luna, baru sebulanan yang lalu tinggal di sini. Ayahnya baru saja meninggal, sedangkan ibunya, sudah lama meninggal saat melahirkan Luna Luna tidak mempunyai siapa-siapa lagi, neneknya sudah lama meninggal, sedangkan paman dan bibi, dia tidak punya jadi kami sepakat untuk mengurus dia."
"Umurnya berapa Mi?"
"Lima tahun."
Alena menghampiri anak kecil itu yang sedang termenung sendirian.
"Hai ... kok di sini? Gak mau gabung sama teman-teman? Tuh teman-temannya lagi ngantri dapetin snack loh, kamu gak mau?"
Luna hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...