Pagi-pagi Alena sudah ikut meeting di kantornya, membahas pekerjaan dan hal lainnya, meeting pagi ini di pimpin oleh Daniel, pria itu memang hobi mengadakan meeting secara dadakan membuat para staf kesal apalagi Alena.
Alena hanya diam sambil mencatat poin penting yang Daniel ucapakan, nanti pria itu bisa menagih hasil catatan Alena jika ia tidak mencatat, bisa-bisa ia kena marah.
"Ada pertanyaan?"
Mereka semua saling menatap satu sama lain, lalu dengan serempak mereka menggelengkan kepala pertanda tidak ada pertanyaan.
"Oke, meeting kali ini sampai di sini. Mohon kerjakan pekerjaan kalian dengan teliti, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun."
Mereka mengangguk.
"Selamat pagi!" Daniel pergi meninggalkan ruang rapat.
Mereka menghela napas masing-masing, akhirnya mereka bisa bernapas lega, adanya Daniel membuat mereka susah untuk bernapas, seakan Daniel seperti asap.
Alena keluar dari ruang rapat menuju mejanya. Ada beberapa tugas yang harus segera ia selesaikan.
"Ibu Alena."
"Pak Rafa? Mau bertemu dengan Pak Daniel?"
"Iya."
"Sebentar saya cek beliau dulu," ucap Alena
Alena membuka pintu ruangan Daniel.
"Pak, diluar ada Pak Rafa."
"Suruh masuk!"
Alena mengangguk, padahal Daniel tidak memperhatikan Alena.
"Silakan masuk, Pak."
"Terima kasih."
Alena tersenyum, lalu duduk di kursinya.
"Bos ada, kan?"
"Ada tapi ada tamu di dalam."
"Hem ... ya udah nanti aja deh."
"Iya nanti aja."
Wanita itu mengangguk, lalu pergi kembali ke ruangannya, dan Alena mulai melakukan pekerjaannya.
"Bu Alena."
"Sudah Pak?"
"Iya, sudah. Kamu sehat?"
"Saya sehat kok Pak."
"Nampak pucat bibir kamu."
"Mungkin karena lipstik saya pudar," jawab Alena sambil terkekeh.
Tanpa Alena ketahui, Daniel berdiri di depan pintu menatap mereka berdua. Ia menatap dengan tatapan yang tidak suka.
"Alena masuk ke dalam!" ucapnya lalu masuk.
"Ya udah saya pergi dulu," ucap Rafa
Alena mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Pak."
Alena melangkah memasuki ruangan Daniel.
"Ada apa, Pak?"
"Selesaikan tugas saya yang di laptop," titahnya.
Alena mengangguk, lalu duduk di kursi itu dan mulai mengerjakan tugasnya.
"Kenapa di sini panas, Pak?" tanya Alena
"Ac rusak," jawabnya
Tanpa ragu, Alena membuka satu kancing bajunya, membuat leher di atas dadanya terlihat.
"Kamu menggoda saya?" tanya Daniel.
"Ge'er," jawab Alena tanpa menatap Daniel yang dari tadi mantap Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...