Mataku tertuju pada bangunan-bangunan tinggi yang kami lewati. Bangunan itu persis seperti yang aku lihat di drama-drama Malaysia yang aku tonton. Aku tidak menyangka, bisa melihat bangunan itu secara langsung. Sungguh berada di tempat ini salah satu keinginanku, Malaysia, salah satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi dan sekarang Allah kabulkan keinginanku itu. Mayoritas Penduduknya di sini menganut agama Islam. Sama seperti Indonesia yang sebagain besarnya menganut agama Islam. Semenjak aku kenal dengan drama Malaysia, saat itu juga keinginan untuk berkunjung ke sini ada.
Kini kami sudah berada di Kuala lumpur dan perjalanan menuju hotel, tempat untuk kami menginap untuk beberapa hari. Ini pertama kalinya aku pergi meninggalkan Indonesia, yang pasti, ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan aku lupakan. Pengalaman berada di negri orang.
"Hei, senyum-senyum sendiri. Kenapa?"
"Senang aja, bisa ke sini. Harap-harap bisa bertemu mereka."
"Siapa?"
"Artis Malaysia favoritku."
Mas Liam terkekeh mendengar keinginanku. "Mau bertemu siapa sih?"
"Banyak, Mira Filzah, Ayda Jebat, Uqasha Senrose, Nelydia Senrose, Aprena Manrose, Farah Nabilah, Aishah Azman, Nabila Razali dan masih banyak lagi."
"Waduh, banyak juga ya."
"Itu hanya sebagian, kalau aku sebut semuanya banyak banget."
"Semoga tercapai, paling tidak ada salah satu dari mereka yang bisa kamu temui."
"Aamiin, Mas," jawabku sambil tersenyum kearahnya yang sedang duduk di sebelah ku, sedangkan papi? Ada di depan, di samping kemudi.
Tidak lama kemudian, kami sampai di sebuah hotel yang akan menjadi tempat untuk kami beristirahat.
Kami bertiga keluar dari mobil yang kamu tumpangi tadi. Kami melangkah memasuki hotel mewah itu, sambil membawa koper.
"Papi mau check in dulu. Kalian duduk dulu."
"Iya Pi," jawab Mas Liam.
Kami berdua duduk di sofa yang ada di hotel ini. Mataku terus melihat-lihat suasana hotel ini.
"Cepek gak?"
"Capek duduk kok, Mas. Mas Capek?"
"Lumayan. Setelah ini kita istirahat".
"Mas gak langsung ke kantor?"
"Gak, mungkin besok."
Aku mengangguk paham, lalu kembali melihat suasana hotel ini.
Tidak lama menunggu, kami bertiga di arahkan menuju kamar yang di sediakan. Aku sudah tidak sabar ingin membaringkan tubuh ini yang terasa lelah.
"Ini bilik Tuan."
"Dan bilik Tuan dan Puan ada kat sana, mari."
"Kalian istirahat ya."
"Iya Pi. Kami ke kamar dulu."
"Iya."
Aku dan Mas Liam mengikuti wanita yang menunjukkan kamar untuk kami. Hotel ini cukup besar dan pastinya banyak kamar yang ada di hotel ini.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka, menunjukan isi kamar yang super besar dan mewah.
"Selamat beristirahat Tuan, Puan. Bila nak ape-ape panggil je saya. Nak minta tolong juga boleh."
"Terima kasih ya," ucapku sambil tersenyum manis.
"Iya, silakan."
Kami berdua memasuki kamar itu. Kamar yang cukup besar dan mewah. Desain kamarnya pun bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...