Jika memang itu sudah kehendakNya, Alena bisa apa? Selain ikhlas dan sabar menerima kenyataan pahit itu. Apa yang Alena takutkan selama ini akhirnya terjadi juga, Liam tidak pernah berbohong dengan apa yang ia ucapkan. Hari ini Liam kembali mengucapkan ijab kabul di sebuah tempat yang Alena pun tidak tau, ia tidak sudi dan tidak akan datang ke acara pernikahan Liam walaupun Liam mengundangnya.
Pria itu tidak tahu, betapa hancurnya perasaan Alena saat ia memilih untuk menikah lagi dengan wanita yang ia cintai. Walaupun Alena tidak mempunyai perasaan apa-apa pada Liam, ia tetap saja tidak ingin di duakan, berharap bisa meluluhkan hati pria itu, tapi nyatanya ia akan semakin jauh dari Liam dan pergi dari kehidupan Liam. Tidak akan lama lagi dan kemungkinan hari ini juga Alena akan di talak oleh Liam dan Alena sudah siap jika itu terjadi juga.
Alena menyenderkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Menikmati kesunyian di rumah mewah itu. Tidak akan lama lagi, Alena pergi meninggalkan rumah itu, tidak akan ada Bibi lagi yang memanggilnya untuk makan, semua hal yang pernah terjadi di rumah itu, akan menjadi sebuah kenangan.
Tok ... tok ...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Alena. Alena beranjak dari sofa, ingin membukakan pintu rumah.
"Biar saya aja, Bi," ucap Alena ketika Bibi ingin membukakan pintu.
Ceklek
"Hai."
"Eh kalian. Masuk-masuk."
Nessa dan Dara langsung masuk ke dalam rumah itu.
"Gila, besar banget rumah lo Len."
"Bukan rumahku, rumah dia."
"Ya, sama aja."
"Seperti istana kan?"
"Iya, besar banget," sambung Nessa.
"Duduk."
"Nyonya mau minum apa?" tanya Bibi
"Baru datang sudah di tawarin minum, gila berasa gimana gitu."
"Saya teh es aja, Bi."
"Saya juga ya, Bi."
"Baik."
"Lo sendiri, Len?"
"Iya."
"Suami mana?" tanya Nessa
Alena terdiam sejenak mendengar kata itu membuat Alena kembali mengingat pria itu.
"Len, are you okay?" suara itu membuyarkan lamunan Alena
"Aku okay, kenapa?"
"Ada masalah? Cerita aja, aku siap mendengarkannya," ucap Nessa.
"Rumah tanggaku sudah berada di ujung perpisahan," jawab Alena tanpa ragu menceritakannya kepada sahabatnya.
"Astaghfirullah, maksud kamu? kamu mau pisah?"
"Ya. Aku di madu," jawabnya lagi membuat kedua sahabatnya terkejut mendengarnya.
"Gila tuh cowok. Gue gak terima sahabat gue di madu! Kenapa harus lo, Len? Jujur gue sedih mendengar hal ini. Kalau lo gak mampu bertahan, lebih baik kamu mundur Len, jangan biarkan hati kamu tersakiti, jangan biarkan diri lo menderita, lo berhak bahagia Len, tinggalkan dan cari kehidupan baru!"
"Sabar ya, Len Allah sedang menguji." Nessa memeluk Alena yang tengah terdiam dengan tatapan kosong. Dara ikut memeluk Alena, ia sungguh sedih mendengar kabar buruk dari sahabatnya itu.
"Allah sedang merencanakan kejutan yang Indah untuk kamu, jika kamu bisa melewati ujian yang Allah berikan, kamu akan mendapatkan kado terindah dari Allah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...