Hari ini Alena dan juga Nessa menemani Dara yang akan mengucapkan dua kalimat syahadat di sebuah Masjid yang ada di kota mereka. Tidak hanya mereka berdua, orang tua Dara juga hadir dan ingin melihat langsung, sang anak masuk agama islam, seperti mereka berdua. Pengucapan syahadat itu di bimbang langsung oleh Hasan, calon suami Dara, yang akan menikah dengan Dara satu bulan lagi, masih banyak yang harus mereka urus, oleh karena itu, pernikahan akan di laksanakan satu bulan lagi.
Nessa dan Alena tidak menyangka, Dara akan menjadi istri seorang ustadz, mereka berdua sangat tidak menyangka dengan rencana Allah. Beruntung Dara, Allah akan satukan dia dengan seorang pria yang baik, soleh, apalagi bergelar Ustadz di tambah lagi, Hasan memiliki paras tampan. Nessa dan Alena yakin, pria itu mampu menjadi suami yang baik untuk sahabatnya, menjaga dan membimbing Dara.
"Dara sudah siap?" tanya Hasan
"Siap!" jawabnya
"Ikuti apa yang saya ucapakan."
"Iya."
Dara merasa gugup, apalagi ia berhadapan dengan Hasan. Perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"ASYHADU."
"Asyhadu."
"ALLAAA."
"Allaaa."
"ILAAHA."
"Ilaaha."
"ILLALLAAH."
"Illallaah."
"WA ASYHADU ANNA."
"Wa ... Asyhadu Anna."
"MUHAMMADAR RASULULLAH."
"Muhammadar Rasullah."
“Aku bersaksi."
"Aku bersaksi."
"Bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah."
"Bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah."
"Dan aku bersaksi."
"Dan aku bersaksi".
"Bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
"Bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
"Alhamdulillah!" ucap mereka
"Alhamdulillah, sekarang kamu sudah menjadi seorang mualaf. Semua dosa-dosa kamu, In syaa Allah Allah hapuskan."
Terukir senyuman manis di wajah Dara. Alena dan Nessa langsung memeluknya. Dara terharu dan bahagia, akhirnya apa yang selama ini ia inginkan akhirnya tercapai juga, apa yang selama ini ia ragukan, Allah yakin kan juga.
"Alhamdulillah l, Dar."
"Kami senang banget, kamu menjadi bagian dari kami."
"Kita doakan, semoga Dara mendapatkan kemudahan dalam menjalani segala perintah dan menjauhi larangan-Nya."
"AAMIIN," jawab mereka
"Alhamdulillah, Nak," ucap Sintia
"Kami juga bahagia, Dar. Semoga kamu bisa istiqomah," ucap sang Ayah
"Aamiin, Yah. Mohon bimbingannya."
"Kita sama-sama belajar, Nak," ucap Sintia
"Iya, Ma."
"Terima kasih Nak Hasan. Terima kasih sudah membimbing Dara mengucapakan syahadat."
"Iya Pak. Sama-sama," jawab Hasan sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General Fiction15+ Pernikahan yang Alena mimpikan, tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Perjodohan yang konyol merusak harapan Alena untuk hidup bahagia bersama sang suami. Kedua orang tuanya bersepakat untuk menjodohkannya dengan anak teman sang ayah, yang akh...