(18)

3.4K 192 27
                                    

"Alena Giessen" Alena tersenyum hangat. Glen sedikit tersentak

"Apa katanya? Giessen?!" batin Glen berseru.

Setelah sesi perkenalan dan cipika-cipiki ala ibu-ibu,kini mereka tengah duduk diruangan Alena. Ruangan khusus untuk istirahat sang pemilik butik. Elyana dan Alena sibuk membicarakan urusan mereka. Sedangkan Glen tepar disebuah sofa panjang yang ada disana. Ia bosan sekaligus mengantuk. Perpaduan yang luar biasa bukan? Readers pernah ngerasain ngga? Oke abaikan.

"Giessen,kaya pernah denger tapi diamana yah?" Glen terus memikirkan siapa pemilik nama tersebut,selain wanita yang kini sedang berbincang dengan sang mama.

"Bodoamat lah lupa gue" gumam Glen menyerah. Sang mama masih asik cekikikan disana,tanpa memperdulikan sang anak yang kini menderita. Bagaimana tidak? Ia bosan,mengantuk,dan sekarang cacing-cacing dalam perutnya meminta jatah.

"Ngantuk,bosen" ucap Glen sedikit keras,sengaja agar sang mama mendengarnya. Tapi apa? Elyana hanya melirik tanpa ada niatan untuk menanyai keadaan Glen.

"Laper aku laper,cacing-cacing sayang,jangan ribut yah. Nanti kita makan. NANTI tapi" Glen terus merancau. Tapi Elyana sama sekali tidak merespon. Ia terus melanjutkan obrolannya.

"Berarti udah beres semua ya jeng?" tanya Elyana sambil berdiri. Glen langsung merubah posisinya menjadi duduk. Ia tersenyum,mengira bahwa sang mama sudah selesai

"Udah beres semua ko jeng. Nanti tinggal dikirim" ujar Alena

"Oke deh jeng" jawab Elyana sambil sedikit membereskan pakaiannya. Glen tersenyum sumringah,ia pun berdiri. Saat Glen berdiri,Elyana malah kembali duduk.

"Nanti hari minggu ikut arisan ngga jeng?" tanya Elyana

"DASAR NGGA PEKA KAYA MANTAN" teriak Glen geram,ia paham sang mama sedang mengerjainya. Tawa Alena pecah,sebenarnya sedari tadi ia sadar bahwa Elyana sedang menggoda sang anak.

"Loh kamu kenapa Glen?" tanya Elyana pura-pura bingung

"HUAAAA MAEL JAHAT" Glen kembali berteriak

"Hahahaha,sudah jeng kasian anaknya" ujar Alena terkekeh

"Tante lena aku padamu huaaa" ujar Glen mewek-mewek. Alena tersenyum geli. "Anak ini unik,lucu" pikirnya. Elyana berjalan kearah Glen dan tak! Ia menyentil dahi Glen. Glen hanya bisa meringis.

"Drama banget deh. Udah ayo pulang" ujar Elyana terkekeh

"Drimi bingit,iyi piling" ucap Glen menye-menye. Ia kesal kepada Elyana. Kemudian ia berjalan keluar dari ruangan.

"Hahaha anakmu itu loh jeng" ujar Alena masih tertawa

"Biasa lah jeng,dia emang begitu. Maaf loh jeng sempet ribut disini" ucap Elyana merasa tidak enak.

"Eh ngga papa ko jeng,saya seneng malah. Nanti kapan-kapan mampir lagi kesini yah" jawab Alena tersenyum tulus. Elyana mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun menyusul Glen. Sampai diluar butik terlihat Glen sedang berdebat dengan seorang laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan. kalian pasti tau makhluk apa itu.

"Ci lu kan yang waktu itu ngambil sabuk sekolah gue? Balikin ngga!" ucap Glen sambil memegangi tangan si banci yang mencoba kabur

"Eh cin aike ngga kenal elu,lepasin ih tangannya. Aduh aike jadi kotor" rancau banci tersebut lemah gemulai.

"Ngga akan! Balikin dulu sabuk gue ci!" paksa Glen terus memegangi tangan si banci. Elyana dan Alena hanya menyaksikan perdebatan Glen. Sambil terus mengelus dada. "Ya Allah anakku" batin Elyana.

Naefa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang