(28)

2.1K 155 0
                                    

"SAM! TUNGGU! LO HARUS JELASIN KE GUE AKHTAR KEMANA! GRISSAM!" teriak Glen,tetapi ia tetap tidak bisa manahan Grissam.

"Akhtar pergi? Gue terlambat?" gumam Glen sendu.

-------000-------

Glen duduk diatas motornya,pandanganya lurus kedepan. Saat ini ia masih diparkiran sekolah. Lagi-lagi ia bingung,harus mulai darimana untuk menyelesaikan kekacaun ini. Glen tidak menyadari,bahwa ia sendirilah yang membuat semua ini semakin runyam. Bukan hal asing,kebanyakan manusia memang sering mempersulit hidupnya sendiri.

"Gue mau minta pendapat ke siapa,Crys sama Lay engga ada. Caca? Engga mungkin. Kak Fiy? Dia kuliah." Glen menghela napas berat. Sekarang ia bener-bener merasa sendiri.

Glen menyalakan mesin motornya dan melaju kencang meninggalkan sekolah. Ia tidak pulang kerumah, melainkan pulang ke salah satu apartemennya. Setelah sampai ia memarkirkan motornya dan langsung masuk ke dalam. Ia melangkah menuju kamar,saat ingin meletakkan ponselnya diatas nakas,matanya tidak sengaja melihat secarik kertas. Glen langsung mengambilnya. Dan di sana tertulis sebuah alamat. Dia mencoba mengingat-ingat alamat siapa itu.

"Alamat siapa yah? Ko gue lupa sih," Glen terus berfikir dan "Gavin! Ini alamat apartemennya. Iya gue inget." Langsung saja Glen meraih ponsel dan kunci motornya.

Saat ini ia sudah dalam perjalanan menuju apartemen Gavin. Alamat itu ia dapatkan dari teman kelas Gavin,bukan hal sulit untuk bisa mendapatkannya. Mengingat hampir seluruh laki-laki disekolahnya mengaguminya. Lima belas menit akhirnya ia sampai. Apartemennya terlihat sepi. Glen mengintip kedalam,benar saja tidak ada tanda-tanda kehidupan didalam.

"Berarti dia beneran ke Bogor? Kenapa engga ngasih tau gue sih!" gerutunya. Saat sedang asik mengintip,ia dikagetkan oleh suara seorang wanita di belakangnya. Glen berbalik dan mendapati seorang wanita gemuk tengah menatapnya curiga.

"Jangan bilang nih ibu-ibu ngira gue maling. Bisa-bisa gue di hukum lagi sama mael!" batinnya was-was.

"Eneng siapa yah? Dan ada perlu apa kemari?" Ucap wanita itu. Glen menghela napas lega.

"Saya Glen bu,apa ini bener apartemennya Gavin?" tanya Glen mencoba sopan. Tidak mungkin kan,ia akan membentak. Yang ada ia akan diusir detik itu juga.

"Iya neng ini apartemennya Gavin. Tapi udah tiga hari ibu engga liat dia pulang ke sini." Jelas wanita itu. Glen sedikit terkejut,pasalnya tiga hari kemarin Gavin masih sempat menghubunginya,mengantarnya ke sekolah. Sebenarnya punya berapa tempat tinggal laki-laki itu,pikirnya.

"Eneng ini siapanya?" Lanjut wanita itu. Dalam hati,kepo juga nih ibu-ibu.

"Saya pacarnya bu" saut Glen tenang diikuti senyum tipis. Wanita itu mengernyit bingung.

"Oh nak Gavin udah ganti pacar toh. Ibu kira masih sama mba Adel hahaha" ucap wanita itu terkekeh. Glen terkejut, Gavin sudah pernah berpacaran sebelumnya? Bukannya dia engga pernah deket sama cewe selain gue yah? Aneh,pikir Glen.

"Pacarnya itu sering main kesini bu?" tanya Glen,ia sangat penasaran.

"Sering banget neng,mereka itu serasi banget. Kemana-mana selalu bareng,gandengan terus lagi"

"Pacarnya buta kali bu,jadi digandeng terus" batin Glen gemas. Ingin sekali ia berkata seperti itu. Padahal dia juga pacarnya.

"Sejak kapan meraka pacaran bu?" Glen kembali bertanya. Sebenarnya sedari tadi ia sudah geram.

"Ibu sih engga tau yah sejak kapan,tapi ibu udah lama liat mereka berdua. Minggu lalu juga mba Adel masih main kesini. Dan hubungan mereka baik-baik aja. Mangkanya ibu tadi kaget,pas denger neng bilang neng itu Pacarnya Gavin."

Naefa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang