(29)

2.3K 169 24
                                    

"Ga-Gavin?" ucapnya bergetar.

Caca yang menyadari perubahan temannya itupun ikut melihat kearah objek yang dilihat Glen. Caca terkejut,saat melihat kaka kelasnya-kekasih Glen-sedang merangkul posesiv pinggang ramping seorang gadis. Bukan seperti ini pemandangan bagus yang ia maksud.

Glen mengusap air matanya kasar,dan berjalan pasti menuju dua sejoli itu. Caca mengekorinya,jaga-jaga barangkali Glen akan membunuh mereka.

Prok! Prok! Prok!

"Bagus yah,gue acungin jempol buat permainan lo berdua." Suara Glen menggema,membuat dua orang di hadapanya menoleh. Mereka terlihat terkejut,Glen tersenyum sinis.

"Oh adik kecil gue udah tau ternyata,bagus deh." ucap gadis tersebut. Ia berdiri angkuh di samping Gavin. Wanita itu menyilangkan ke dua tangannya di depan dada.

"Adik kecil lo bilang? Cih! Najis! Gue kira kita udah engga punya urusan lagi, ternyata lo masih dendam ke gue." balas Glen sinis. Gadis itu berjalan mendekati Glen.

"Iya gue masih dendam sama lo. Gue mau hancurin lo sehancur-hancurya." Ucap gadis itu tepat disamping telinga Glen. Glen mendorong keras tubuh gadis yang tak lain adalah mantan sahabatnya itu. Gavin menahan tubuh tersebut,dan menatap Glen bengis.

"Bitch yang haus akan belaian,kenapa harus Gavin brengsek!" Glen kembali mendorong Elis,Gavin yang melihat itu langsung mencekal tangan Glen keras dan mendorongnya sampai terjatuh. Caca langsung membantu Glen berdiri.

"Jaga mulut lo! Gue sama Elis udah pacaran 2 tahun! Dan dia itu gadis baik. Lo yang bitch! Jangan harap gue suka sama berandalan kaya lo! Cih!" Hati Glen sakit mendengar orang yang selama ini ia bela mati-matian ternyata hanya membohonginnya. Glen mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Penghancur kaya lo,engga pantes di cintai!" Lanjut Gavin,Glen semakin mengepalkan tangannya.

"Keluarga lo engga ngedi—"

Bugh!

Tidak main-main Glen melayangkan satu pukulan keras yang berhasil mengenai wajah mulus Gavin. Cukup! Kesabaran Glen habis. Caca menutup mulutnya terkejut. Sedangkan Elis langsung membantu Gavin yang tersungkur ketanah. Jangan anggap remeh pukulan Glen.

"Engga usah bawa-bawa keluarga gue. Dan asal lo tau,masalah gue sama dia!" Glen menunjuk wajah Elis "Itu cuma salah paham!" bentak Glen dengan napas memburu. Jika kalian bertanya apakah Glen menangis? Tidak. Ia tidak menangis. Menanggapi orang seperti mereka tidak perlu dengan air mata,tetapi dengan kekerasan.

Gavin sudah sepenuhnya berdiri,ia menatap Glen sinis "Gue jelas tau masalah lo sama Elis. Dan gue tau pasti siapa lo,cewe bar-bar,pembohong,dan hobinya balap liar!" Memang itu fakta,tapi bagi Glen itu cukup menyinggung perasaanya. Apalagi orang yang mengatakan itu adalah orang yang ia sukai sejak dulu. Kalian pasti tau rasanya seperti apa.

"Lo cowo tapi mulut lo lemes,kaya banci! Nyesel gue udah bela-bela in lo selama ini,ternyata lo cuma penipu! Bodohnya gue percaya gitu aja sama lo. Brengsek!"

Bugh!

Glen kembali memukul Gavin,kali ini lebih keras hingga menyebabkan ujung bibir Gavin berdarah.

Naefa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang