Terlihat seorang gadis sedang berjalan menuju parkiran sekolah. Yap dia baru saja keluar dari kelas karena bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Terlihat ditanggannya ada sebuah buku yang ia bawa. Dia berjalan santai,sambil sesekali bernyanyi kecil. Saat sudah dekat dengan parkiran,ia mempercepat langkahnya saat matanya melihat Grissam dan Caca akan meninggalkan sekolah.
"CACA! TENGIL!" panggil gadis itu berteriak,mereka yang merasa dipanggil pun menoleh.
"Songong lo medusa" dengus Grissam tidak terima dipanggil tengil.
"Ada apa nat?" tanya Caca,yah gadis itu nata,Glenata.
"Ini tadi bu ily nitipin bukunya Akhtar ke gue. Nih lo aja yang balikin" ujar Glen menyodorkan buku yang tadi ia pegang ke arah Grissam.
"Ih ogah. Kan lo yang dititipin,harus tanggung jawab dong" jawab Grissam
"Lo kan temennya ogeb!" saut Glen terlihat kesal
"Udah sam,mau yah dititipin. Kan kamu rumahnya deket sama Akhtar" timpal Caca
"Engga. Intinya gue engga mau!" kekeh Grisaam sambil mengedipkan matanya kerah Caca,berharap Caca akan paham maksudnya.
"Kenapa mata kamu sam?? Kelilipan yah? Sini Caca tiupin" ujar Caca polos,Grissam penepuk jidatnya sendiri.
"Gue punya pacar ko gini amat,lemot. Hii gemes deh!" batin Grissam
"Udah intinya gue engga mau! Lo anterin sendiri aja sana" tegas Grissam dan langsung melajukan motornya meninggalkan Glen yang mengerutu.
"Ko kamu engga mau dititipin sih yang?" tanya Caca,Grisaam menghela napas
"Kan kamu tau beb,si Akhtar suka sama Glen. Ya biar dia dateng gitu kerumahnya,barangkali si Akhtar langsunv sembuh gitu didatengin sama pujaan hatinya" jelas Grissam dan Caca hanya manggut-manggut mengiyakan. Sedangkan Glen
"Bangsul emang si Grissam! Mana gue engga tau alamat rumah si sombong lagi. Engga usah gue anterin aja apa yah? Lah tapi ini amanah. Ntar gue digodog dineraka gimana? Argghh terpaksa deh gue anterin nih buku" monolog Glen. Ia segera menanyakan alamatnya kepada Caca. Tidak lama kemudian Caca membalas pesan darinya.
"Dih ini mah deket dari apart gue. Okedeh sekalian mampir" Glen berjalan menuju motornya. Ya hari ini Glen tidak bersama Gavin. Gavin sibuk,dan Glen memaklumi itu. Glen melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Motornya sudah diperbaiki. Itupun Glen harus nangis-nangis dulu biar dibenerin tuh motor. Kan Glen punya banyak uang? Dia engga mau benerin sendiri,dia cuma mau sang papa yang membenarkan,alhasil Reynald sendiri yang harus turun tangan. Alasan yang konyol memang.
Sampailah ia disebuah komplek perumahan besar. Saat ia ingin membelokan motornya masuk kedalam kompleks ia dihadang oleh satpam yang ada disana.
"Ada perlu apa datang kemari? Apakah anda sudah memiliki janji nona?" tanya satpam tersebut.
"Emang harus ada janji ya pak? Ribet banget,tinggal bukain apa susahnya sih" keluh Glen
"Tidak bisa. Silahkan pergi" ujar satpam tersebut. Glen mendengus kesal.
"Nih orang ngusir gue? Dasar ribet. Kita liat pak kumis,siapa yang bakal menang" glen menyunggingkan senyum sinis,kemudian memundurkan motornya pelan menjauh dari palang pembatas. Entahlah ini perumahan elit tapi tidak ada pagar yang menjulang tinggi. Hanya ada pembatas yang terbuat dari kayu,miris.
"Yaudah deh pak,saya pulang dulu" ujar Glen memasang wajah kecewanya. Satpam itu sedikit bingung dengan tingkah Glen. Tadi ia ngotot ingin masuk,sekarang terlihat pasrah. Gadis aneh,pikirnya. Satpam itu pun menyingkir dari depan motor Glen. Kemudian kembali masuk kedalam posnya. Glen masih disana,posisi motornya lurus dengan palang didepan sana. Ia menatap lekat palang tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naefa [Selesai]
Novela JuvenilWARNING❗SEDANG DIREVISI SECARA BRUTAL❗ 15+ "Akhh...akhh" Nata "jangan mendesah didepan gue!!" Reyfefa "akh akh akhh..." Nata "gue bilang jangan mendesah didepan gue,lo tuli?!!" reyfefa "itu nama depan loh ogeb!!" Nata ...