(11) Panggilan pesta.

5.4K 291 18
                                    

Readers Yang belum vote sama sekali dari awal,cepet balik lagi! Vote semua part_-

Hehe,canda ding. Author ga maksa,kalo emang suka ga ada salahnya vote yekan

Biasa typo bertebaran,dimedia kamar glen

Happy reading:)

-------------------------------------

"Akhirnya gue bisa santai, rebahan sambil baca koleksi novel plus-plus gue uhuy..." ucap Glen yang kini tengah berbaring menelungkup di atas kasur kamarnya.

Kamar yang didominasi warna hitam putih itu tidak memiliki kesan feminim sama sekali. Yang ada hanya kesan nyaman dan kalem. Beda jauh dengan sang pemilik yang hidupnya penuh keceriaan dan keusilan. Saat sedang enak-enaknya berkhayal liar, suara sang abang terdengar.

"Glen lo disuruh turun makan malam!" Panggil Azfer dari luar kamar tetapi tidak ada sahutan dari dalam. "GLENNATA!!!"

"Ya Allah, haluan gue... dikit lagi masuk ya, buyar semua! Dasar kutil anoa! Pengganggu!" Glen langsung berdiri membukakan pintu.

"Apasih lo Bang? Ganggu tahu nggak!" ujarnya marah.

"Harusnya gue yang marah sama lo! nggak tahu diri banget sudah ngerusakin motor gue dan lo nggak minta maaf sama sekali!" sahut Azfer menggebu-gebu. Sedangkan Glen yang sudah terbiasa dengan omelan Azfer pun tidak menggubrisnya. Dia malah asik mengupil.

"Jorok lo! Ada orang bicara tuh di dengarkan!" ucap Azfer dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara marah, jiji, atau apalah itu.

"Iya Abang gue yang ganteng, gue dengar ko. Maaf yah soal motor lo yang gue rusakin." sahut Glen melembut. Tanpa Azfer sadari, tangan Glen sudah mengusap-ngusap pipi mulusnya.

"Nah begitu kan en-TAI LO!" Azfer mengumpat saat menyadari tangan Glen yang dipakai untuk menggali emas dari lubang hidungnya yang kecil mengotori pipinya.

"Hahaha makan tuh upil! Ngebacot mulu, panas gue dengarnya hahaha..." tawa Glen berlari turun. Sangat bahagia melihat sang abang yang berhasil ia kerjai lagi dan lagi. "Ayo kejar kalau bera--" Bruk. "Aduh!" pekik Glen saat tubuhnya membentur tubuh seseorang dan berakhir terjatuh.

"Sini lo De!" teriak Azfer ditengah-tengah tangga. Saat sudah menginjak anak tangga terakhir, dia mendongak dan terkejut.

"Wah, kapan datang Om? Bawa oleh-oleh nggak?" Azfer langsung berjalan menuju seorang pria yang berdiri menatap Glen terkejut. Saat mendengar suara Azfer, pria itu pun menoleh menatap pemuda itu datar.

"Orang mah baru datang minimal ditanya, bagaimana om perjalanan dari Jerman ke sini? Atau apa gitu, ini mah oleh-oleh yang ditanya!" ucapnya ketus.

"Oleh-oleh tuh nomer satu Om! Yang lain diduakan." sahut Azfer.

"Huaaaa bantuin inces dulu..." Glen yang masih terjatuh berteriak manja sambil mengangkat tangganya kearah sang om dan sang abang. Bermaksud untuk meminta bantuan.

"Jangan Om! Dia habis ngupil, tangannya kotor!" teriak Azfer histeris.

"Hah? Ngupil? Ih jiji ah, om nggak mau nolongin."

"Huaaaa Om Nic jahat!" Glen kembali berteriak. Andronico, nama Om mereka. Nic adalah adik satu-satunya dari Elyana yang selama ini tinggal di Jerman. Yang mana itu juga merupakan tanah kelahiran Elyana. Nic mempunyai paras yang rupawan dan memiliki sifat yang mirip dengan Azfer maupun Glen.

"Ulu-ulu incesnya om, sini-sini om bantu." Akhirnya Nic membantu Glen.

"Mana oleh-olehnya Om?" tagih Glen saat ia sudah berdiri.

Naefa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang