(38)

2.4K 179 34
                                    

Dua minggu telah berlalu,kini saat nya para pelajar kembali berkutat dengan tugas-tugas mereka. Menyambut tahun ajaran baru dengan penuh semangat. Pagi ini SMA Grahasakti kembali dipenuhi para siswa-siswi. Banyak murid baru yang sedang mempersiapkan diri untuk kegiatan MPLS yang akan dibuka setelah upacara nanti.

Dipinggir lapangan sudah terlihat para petugas upacara dan beberapa pengurus osis yang sedang bersiap. Seorang guru yang terkenal killer menaiki mimbar.

"Harap untuk semua siswa-siswi segera berkumpul di lapangan. Karena ucapa bendera pagi ini akan segera dimulai." ucapnya tegas. Semua murid yang paham siapa pemilik suara itu,berbondong-bondong menuju lapangan. Begitupula para petugas osis,dengan sigap mengatur barisan.

Disaat semua orang sudah berkumpul dan berbaris rapi,seorang gadis masih santai berjalan dipinggir lapangan sambil memasang dasi dikerah bajunya. Wajahnya memang cantik,bahkan sangat. Tapi penampilannya jauh dari kata tertib. Baju yang belum dimasukan,dasi yang belum terpasang,bahkan tidak ada sabuk yang tersemat dipinggangnya. Dan Tas hitam miliknya masih bertengger disalah satu pundaknya. Tanpa bertanyapun semua orang tau,bahwa gadis itu baru saja sampai.

Bu Iyes-guru killer yang berada diatas mimbar-memandang Gadis itu marah. Tadinya ia ingin turun dan berkumpul dengan guru-guru lainnya,namun langkahnya terhenti saat melihat berandalannya SMA Grahasakti berjalan santai di sisi lapangan.

"GLENATA!" Teriak nya kencang. Reflek semua orang yang ada disana menutup telinganya,termasuk Glen. Gadis itu sangat terkejut saat mendengar suara yang sangat ditakuti semua murid memanggil namanya. Glen menoleh ketengah lapangan dan terlihatlah bu Iyes tengah berkacak pinggang dan menatapnya garang.

Langkah Pak Iwan yang tengah berjalan ke lapangan pun terhenti saat mendengar suara keras bu Iyes. Ia selaku wali kelas Glen pun meringis. Dapat dipastikan guru itu akan menyindirnya habis-habisan. Alhasil pak iwan memutar balik langkahnya.

"Loh pak,kenapa balik lagi?" tanya salah satu guru yang melihatnya.

"Sepatu saja tertinggal pak." Jawabnya asal dan berjalan cepat meninggalkan lapangan.

"Lalu yang ia pakai itu apa?" Monolog guru tersebut bingung dan hanya menggelengkan kepalanya.

Kembali lagi ke lapangan, kini Glen sudah berada di depan bu Iyes.

"Jam berapa ini? Kenapa kamu baru berangkat hah?!" tanyanya sedikit membentak. Seketika suasana di sana menjadi hening. Tidak ada yang berani berkutik sedikitpun. Mereka menatap kasian ke arah Glen. Pasti gadis itu akan tamat.

Berbanding terbalik dengan si pelaku, Glen terlihat tenang sambil terus mengingat dasinya. Dan mulutnya tidak berhenti mengunyah permen karet.

"Glen!" Sentaknya keras. Glen langsung meludahkan permen karetnya dan berhenti mengingat dasinya. Para anggota osis mendesah pasrah. Dari pagi mereka memantau lapangan agar tetap bersih,tapi Glen dengan seenak jidat membuang permen karetnya di sana.

"Saya bu?" tanyanya polos. Bu Iyes mengetatkan rahangnya,giginya kini beradu menimbulkan suara yang mengerikan.

"Jelaskan kenapa kamu sampai terlambat,JELASKAN!" Glen terlonjak kaget. Pantas saja semua anak takut pada wanita ini,galak ternyata.

"Sepatu saya diambil banci tadi bu,jadi saya kejar dulu lah. Massa iya saya ke sekolah engga pake sepatu? Nanti ibu marah-marah lagi." ucap Glen tanpa beban.

"Hahahaha..." Terdengar tawa seorang siswa mengudara. Semua orang terkejut dan serempak menoleh ke asal suara. Berani sekali pemuda itu. Tamatlah riwayatmu nak,batin para guru. Bu Iyes menatapnya horor. Seketika laki-laki itu terdiam.

"Berdebat dengan kamu tidak akan ada habisnya! Rapikan pakaianmu,pungut permen karet itu dan berdiri di sana!" Titahnya tak terbantahkan sambil menunjuk tempat yang terlihat lebih panas dari yang lain. Glen menghela napas pasrah,baru berangkat sudah di hukum,bagus sekali.

Naefa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang