Ckit.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga." Glen turun dari motornya yang ia parkir sembarang tempat. Kemudian berlalu riang masuk ke dalam rumahnya. "Yuhu Parey, where are you... anak gadismu yang manis ini pulang...." Suara cempreng miliknya langsung menggema diseluruh penjuru rumah.
"Papa di sini Glen." sahut Reynald dari ruang tengah.
"Hi Pah." Sapa Glen langsung mengambil duduk di samping sang Papah. Tangannya meraih kue yang ada di atas meja dan langsung menghabiskannya. Reynald yang baru memakan satu, hanya bisa menatap kue itu sendu.
"Glen biasakan mengucap salam saat masuk rumah. Untung cuma ada Papa dirumah, coba kalau ada Mael? Bisa dimarahi kamu." ucap Reynald. Seorang papah yang selalu memanjakan anak-anaknya terlebih si Glen. Jarang sekali ia memarahi mereka berdua, kecuali sudah kelewat batas. Berbeda dengan Elyana yang cenderung tegas dan memegang teguh prinsip, 'jangan memanjakan anak, nanti ngelunjak.'
"Siap Pah."
"Kamu bolos lagi?" tanya Reynald dengan dahi berkerut. Seingatnya ini masih pagi, mengapa sang anak sudah tiba di rumah?
"Hehe... Glen terlambat Pah, diusir dari kelas. Ya sudah sekalian aja pulang." sahutnya sedikit meringis.
Reynald menghela napas pelan, "Jangan seperti itu lagi yah, ubah kebiasaan buruk itu. Katanya ingin sukses, harus berusaha dari sekarang dong."
"Iya maaf Pah, habisnya bolos enak sih, hehe...." Reynald hanya bisa tersenyum maklum. Ternyata sifatnya dulu menurun pada sang anak. Tapi mengapa harus kepada putrinya?
Tin! tin! tin! Suara klakson motor terdengar sangat keras berhasil mengejutkan keduanya. Disusul suara teriakan seseorang dari luar rumah.
"WOY YANG PUNYA MOTOR VESPA BULUK, CEPAT SINGKIRIN. DEK, MOTOR LO INI NGALANGIN GUE!"
Glen dan Reynald saling pandang. "Itu suara Azfer, ada apa dengan Abangmu itu?"
Glen menggeleng pelan. "Kerasukan banci kali." sahutnya asal. Karena sang Abang terus memanggil, akhirnya dengan malas Glen bangkit kemudian berlalu. Tapi sebelum keluar ia sengaja mengambil air minum di dapur terlebih dahulu. Sengaja supaya sang Abang menunggu lebih lama. Saat sudah di luar, terlihatlah wajah Azfer yang menyembul dari dalam mobil menatapnya kesal.
"Eh lo lama banget sih, sudah cape nih gue, geser enggak tuh motor buluk lo." ujar Azfer tidak sabar.
"Eh Bang dengerin yah, buluk-buluk begitu pernah boncengin cowo ganteng. Enggak kaya Abang, mobil doang cakep, boncengin cewe aja enggak pernah, cih!" sahut Glen sinis.
"Banyak omong kamu ya, singkirin enggak tuh motor. Kalau enggak gue rongsokin sekalian sama yang punya!"
"Binyik bicit kimih nyinyi...." Glen yang masih merasa kesal karena dibohongi tentang keberadaan sang Mama, hanya menye-menye meledek sang Abang.
"De cepet gue cape." Kini suara Azfer terdengar melembut.
"Di cipit gu--"
Melihat Glen yang sepertinya enggan untuk menyingkirkan motornya, Azfer nekat menginjak pedal gas dan Brak! Motor Glen terseret dan berakhir membentur dinding bagasi dengan keadaan yang mengenaskan. Glen yang melihat itu langsung lemas. Gelas yang ia pegang pun terjatuh menimbulkan suara nyaring yang cukup mengusik telinga. Ia langsung berlari mendekati vespa silver miliknya. "Motor kesayangan gue...," cicitnya putus asa. "ABANG BEGO! ABANG SETAN!" Lanjutnya berteriak kencang. Tanpa memperdulikan seruan Glen, Azfer langsung berlari masuk.
Reynald yang mendengar keributan, langsung buru-buru keluar. "Az suara apa itu?" tanyanya saat berpapasan dengan Azfer. Namun putra sulungnya itu sama sekali tidak menghiraukannya dan terus berlari masuk. Akhirnya dengan penuh tanda tanya Reynald melanjutkan langkahnya. Sesampainya di sana, "Astaghfirullah, motor bulukmu Glen, tambah hancur. Ayo kita ke tukang rongsok!" serunya panik.
![](https://img.wattpad.com/cover/222990525-288-k640822.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Naefa [Selesai]
Genç KurguWARNING❗SEDANG DIREVISI SECARA BRUTAL❗ 15+ "Akhh...akhh" Nata "jangan mendesah didepan gue!!" Reyfefa "akh akh akhh..." Nata "gue bilang jangan mendesah didepan gue,lo tuli?!!" reyfefa "itu nama depan loh ogeb!!" Nata ...