(33)

2.2K 170 19
                                    

Bruukk!

Terlihat seorang pemuda terjatuh di depan pintu masuk apartemennya. Pakaian serba hitam,dengan tambahan topi hitam yang dikenakan sampai menutupi kedua matanya,dan sebuah kacamata berwarna senada yang tergantung dikerah bajunya, menjadi penampilan pemuda itu. Sepatu kulit dengan hak terbalut rapi dikedua kakinya. Terlihat biasa memang,tapi siapa sangka,dibalik penampilannya yang sepertu itu,banyak tersimpan benda-benda mematikan.

Dibalik mantel tebalnya terdapat sebuah pisau lipat,dan di saku depannya terdapat sebuah pistol kecil yang lebih mirip dengan gantungan kunci. Memang,pistol itu sengaja dibuat dengan ukuran kecil.

Sedangkan aksesoris tambahan yang ia pakai,bukanlah barang biasa. Seperti Kacamata yang tergantung di kerah bajunya,itu adalah Spy Sun Glasses. Kacamata yang dilengkapi dengan kamera kecil yang dapat mengambil gambar sampai resolusi 1,3 megapixel yang terpasang disetiap sisinya. Kacamata ini juga dilengkapi dengan remote control kecil yang berguna untuk mengambil foto tanpa ketahuan oleh orang lain.

Selain itu,ada juga sebuah jam tangan analog yang terpasang dipergelangan  tangannya. Jam tangan yang terlihat biasa itu,nyatanya mematikan. Hanya perlu menekan salah satu tombolnya,jam tangan itu mampu meluncurkan sebuah jarum beracun yang sangat kecil dengan panjang 5 cm. Jarum itu mampu menembus kulit manusia dan melumpuhkannya dalam kurun waktu sepuluh detik.

Jangan lupakan sepatu kulitnya. Sepatu itu adalah sepatu pemancar yang dirancang khusus untuk merekam semua pembicaraan lawannya tanpa dicurigai.

"Arghhh... Kakek sialan! Apa pekerjaannya setiap hari seperti ini?! Kalau iya,gue engga mau jadi penerusnya!" Gerutu pemuda itu sambil meringis memegangi lengan kirinya.

Misinya memang sukses,ia menemukan banyak bukti. Tetapi ia juga mendapatkan luka karena kecerobohannya. Luka gores itu cukup dalam dan terus mengeluarkan darah. Dan sial seribu sial,ia juga sempat terserempet mobil saat perjalanan pulang. Alhasil ia terkapar di depan apartemennya.

Saat ia akan membuka pintu di depannya, kotak GSM yang ia genggam menyala. Ia menekan tombolnya dan terdengar suara berat seseorang. "Tuan muda dengar saya? Dimana anda sekarang? Bagaimana keadaan anda?" Rasanya ingin sekali ia mengahancurkan benda itu. Dengan amarah yang memuncak,ia membalas. "Bodoh! Lo ninggalin gue  sendirian ditempat terkutuk itu. Bedebah!" Dengan kesal ia membantingnya dan dengan susah payah masuk kedalam apartemennya.

Ia langsung melepas semua alat-alat canggih yang terpasang ditubuhnya. Menyisakan kaos oblong dan celana jeans pendek. Dengan cepat ia meraih obat di dalam nakasnya. Itu adalah obat luka yang cukup ampuh. Benar saja,darah yang menetes dari lukanya terhenti,dan rasa sakitnya berkurang.

Setelah semua selesai,ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya. Ia merenung menatap langit-langit. Empat hari lagi,ia akan kembali ke Indonesia. Jujur,ia rindu gadis itu. Sudah hampir satu minggu lebih mereka tidak bertemu. Ia ingin melihat senyum teduhnya,ia ingin melihat tingkah absurd gadis cantik itu. Perlahan raut wajahnya berubah sendu. Coba saja mereka tidak bertengkar,pasti sekarang mereka bersama dan ia bisa memeluknya. Ah,pasti sangat nyaman.

"Hah! Bayangin apa gue barusan!" Pekiknya saat sadar apa yang barusan ia pikirkan. Ia mengusap wajahnya,pemuda itu terdiam sejenak. Kemudian tanggannya meraih ponsel yang ada di atas nakas. Saat handphonenya menyala,dilayar utama terlihat foto seorang gadis tengah tersenyum lebar. Gambar itu diambil dari samping,dan sepertinya diambil secara diam-diam. Itu foto Glen saat gadis itu berada di taman bermain. Akhtar tersenyum melihatnya.

Kemudian ia membuka salah satu media sosial,banyak sekali pesan masuk dari teman-temannya. Dan hanya satu pesan yang menarik perhatiannya,pesan dari Glen.

Naefa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang