Part 5

5 1 0
                                    

Memang benar, hidup tidak akan pernah bisa ditebak. Selalu ada plot twist yang ending-nya di luar pikiran, selalu ada teka-teki dan kejutan yang bahkan kita nggak pernah berpikir bahwa itu akan terjadi.
"Dimas." Ucap Sea saat melihat Dimas di depan rumahnya.
"Se, lo dari mana aja? Nggak biasanya lo pulang telat. Gue tau lo sama sekali nggak ada kelas tambahan hari ini."
"Bukan urusan lo, gue bisa jaga diri, kok."
"Gue tau, tapi gue nggak mau lo kenapa-kenapa!"
"Kok lo jadi overprotectif gini, sih?"
"Gue cuma mau jaga lo, Sea!"
Mata Sea berkaca-kaca, ini adalah kali pertama Dimas berbicara dengan nada tinggi.
"Kok lo jadi bentak-bentak gue? Mending lo sekarang pulang, gue capek mau istirahat."
Sea masuk ke rumahnya dan menutup pintu, lalu bersandar di balik pintu.
"Sea, maafin gue, Se. Gue cuma khawatir, gue sayang sama lo." Semakin lama suara Dimas semakin terdengar lirih namun masih dapat didengar oleh Sea. Sea yang menahan iar matanya sejak tadi kini telah mengalir di pipinya.
"Maafin gue, Dim. Tapi gue nggak bisa anggap lo lebih."
Kini Sea tau bagaimana perasaan Dimas padanya. Tapi bagaimana pun, yang namanya perasaan nggak bisa dipaksakan, kan? Saat lo meletakkan hati pada seseorang ibarat kayak lo meletakkan gelas di meja. Hanya akan ada dua kemungkinan; kemungkinan pertama gelas itu bakal diambil dan kemungkinan kedua gelas itu akan terjatuh karena tersenggol. Sama kayak Dimas yang saat ini sedang di posisi kedua, ia meletakkan hati pada Sea namun ternyata jatuh karena tersenggol oleh posisi Leo.

Sea merasa tidak memiliki tenaga sedikit pun hari ini, ia merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga. Ia ingin memejamkan matanya namun otaknya terus mengajak ia berpikir. Memikirkan tentang kejadian-kejadian aneh hari ini.
"Eh anak Mamah uda pulang?"
Sea segera menghapus air matanya.
"Sea nangis? Ada yang nyakitin?"
"Nggak, Mah. Sea cuma kangen aja sama papah."
"Yang bener? Mamah khawatir tau handphone Sea nggak bisa dihubungin terus pulangnya telat lagi."
"Sorry, ya, Mah. Tadi pulang dari kampus Sea mampir ke toko buku, terus mau kabarin Mamah tapi handphone Sea low bat."
"Ya udah nggak pa-pa, yang penting Sea uda pulang tanpa membawa kabar buruk."
"Mah, papah kapan pulangnya, sih? Sea kangen banget."
"Nggak tau, deh. Coba Sea tanya sendiri sama papah."
"Pinjam handphone Mamah, dong."
Sea mencoba nge-video call papahnya, namun tidak diangkat.
"Gak diangkat, Mah. Ya udah Sea mau mandi dulu."
"Eh, papah call back, nih."
"PAPAH!!! SEA KANGEN BANGET!" Sea tampak sangat gembira.
"Halo, sayang. Papah juga kangen sama Sea."
"Hm, cuma anaknya aja, nih, yang dikangenin?"
"Nggak, dong. Halo istriku tersayang, miss you so much!"
"Miss you too, honey."
"Hm, misi Om, Tante, ada anaknya nih di sini."
Mereka bertiga pun tampak sangat bahagia. Keluarga yang harmonis!
"Papah kapan ih pulangnya?"
"Sabar, dong. Jadwal penerbangan lagi padat-padatnya, nih."
"Ya udah, deh. Tapi yang penting nanti waktu ulang tahun Sea Papah pulang, ya?"
"Iya, Papah pasti pulang. Udah dulu, ya? Lima belas menit lagi Papah mau take off."
"Take care, Dad. Love you!"
"Love you too, sayang."
Lalu Sea mematikan handphone-nya dan bergegas ke kamar.

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang