Part 7

5 1 0
                                    

   Rindu sesungguhnya adalah rindu dengan yang telah tiada, dan LDR paling jauh adalah ketika dua makhluk Tuhan yang sudah berbeda alam. Sadar nggak kenapa lo sering mengabaikan orang-orang yang sayang sama lo? Karena lo nggak tau gimana rasanya kehilangan. Sesuatu yang hilang hanya memiliki dua kemungkinan, kemungkinan pertama akan bertemu kembali dan kemungkinan kedua nggak akan pernah bertemu (lagi).
“Bang*at!”
“Woy maksud lo apaan?!”
“Masih nanya lo? Lo bego apa gimana, sih? Pertama kemarin lo selingkuhin Tata, kedua lo main tangan sama Sea. Gue nggak terima!”
“Heh, cupu. Kejadiannya kemarin terus kenapa lo baru nggak terima sekarang?”
“Gak usah banyak omong lo.”
Dimas menonjok pipi kiri Guntur, dan dibalas dengan tendangan dari Guntur di bagian perut Dimas. Satu pun tidak ada yang berani membubarkan mereka berdua. Pertengkaran itu kian memanas saat mahasiswa lain menyorakinya.
“Hajar Dimas, Tur.”
“Dim, tonjok lagi si Guntur.
“Ayo dong lanjut, jangan berhenti!!”
“Woy siapa yang bakal menang, nih.”
Dan masih banyak lagi teriakan-teriakan yang saling bersahutan hingga terdengar amburadul.
“Dimas!”
Seketika suara itu mampu menghentikan aksi Dimas.
“Sea.”
“Sekarang lo ikut gue.”
“Nggak, Se. Gue harus kasih pelajaran ke anak kurang ajar ini.”
“Dimas! Ikut gue sekarang atau gue nggak akan pernah mau ketemu lo lagi!”
Dimas tidak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan Sea.
Guntur mengejeknya, “Huu, anak cupu beraninya kabur lo.”
“Mulut lo diam, ya, Tur. Biarin aja Dimas cupu, dari pada lo nggak punya hati! Lagian gue heran, padahal lo sering nyakitin Tata tapi dia masih mau aja sama iblis kayak lo!”
“Ya kalo dia masih mau sama gue berarti emang dia yang stupid.”
“Eh, Tur, nggak salah siapa yang stupid? Mata lo ketutup apa sampai lo rela nyakitin Tata yang berhati malaikat, hm?”
Guntur hanya diam, tidak tau harus menjawab apa.
“Oh iya gue lupa, MALAIKAT sama IBLIS kan emang nggak pernah bisa bersatu.”
Sea sengaja menekankan kata malaikat dan iblis pada Guntur, dengan maksud agar Guntur terbuka matanya.

Setelah dari parkiran, Sea pergi mengajak Dimas ke ruang kesehatan. Sea ingin membersihkan luka Dimas.
“Lo kenapa, sih, Dim? Pakai acara berantem segala sama Guntur.” Tanya Sea sembari membersihkan luka Dimas.
“Gue cuma mau penuhin janji gue ke kakak lo, janji buat jagain lo.”
“Tapi gue udah gede, Dim. Gue bisa jaga diri, kok.”
“Buat gue, lo nggak pernah berubah. Lo tetap Sea yang gue kenal tiga belas tahun lalu.”
“Tapi-“
“Aw.”
“Sakit, ya? Sorry-sorry.”
Refleks Dimas memegang tangan Sea yang sedang membersihkan luka di ujung bibirnya, dan saaat itulah tatapan mereka berdua bertemu. Sea yang menyadari itu, segera mengalihkan pandangannya.
“Dim?”
“Iya?”
“Kalo seandainya nanti gue punya pacar, lo bakal tetap jagain gue nggak?”
“Selama lo belum nikah, belum jadi tanggung jawab (calon) suami lo gue bakal terus ada buat lo.”
“Kenapa?”
“Maksudnya?”
“Kenapa lo mau ada buat gue?”
“Karena lo adik gue, berarti gue punya tanggung jawab buat jagain lo.”
Thanks, ya, Dim. Lo sama Kak Alex emang the best brother.”
“Iya, sama-sama.”
Namun dalam hati, Dimas menginginkan lebih dari sekedar ‘kakak’. Tapi Dimas lebih memilih memendamnya dari pada ia harus menjaga jarak dengan Sea karena akan saling canggung jika Sea mengetahuinya.

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang