Part 30

2 1 0
                                    

Perlahan, rahasia kehidupan Sea semakin terbuka. Ia cenderung menyimpan semuanya sendirian dari siapa pun. Dan ini adalah kali pertama ia berani menceritakan kisahnya pada seseorang, Leo.

“Sea!”

“Ih, Kakak ngangetin aja.”

“Kenapa ngelamun gitu?”

“Kak, Kakak pernah nggak minta sesuatu yang mustahil ke Tuhan?”

“Pernah, saya pernah minta ke Tuhan untuk kembaliin mama saya yang sudah nggak ada.”

“Terus Tuhan kasih gak, Kak?”

Leo tertawa mendengar pertanyaan polos Sea, “Kamu lucu, ya? Sea, sampai kapan pun kita nggak akan pernah bisa melawan takdir. Kalau emang udah waktunya, nggak ada yang bisa menolak.”

“Berarti, aku ketemu sama Kakak itu takdir?”

“Iya. Kalaupun saya mau melawan takdir dengan cara menjauh dari kamu, Tuhan pasti akan pertemukan kembali.”

“Dan kalau udah waktunya kita berpisah, Kakak bakal nolak?”

“Nggak”

“Kenapa? Kakak bilang Kakak mau jaga aku terus.”

“Karena saya nggak bisa melawan kehendak Tuhan, Sea. Percaya aja kalau emang Tuhan udah takdirin kita untuk bareng, Tuhan selalu punya cara untuk menyatukan umat-Nya.”

Thanks, ya, Kak. Kakak bisa jadi apa aja di segala sesuatu. Bisa jadi Kak Alex, pacar, sahabat, papah, dan juga pendengar ter-recommended.”

Tunggu, ini kali pertama Sea mau menyebut bahwa Leo adalah pacarnya!

“Udah kaya endorse olshop aja pakai recommended-recommended-an segala. Eh tapi by the way, ini saya nggak salah dengar?”

“Salah dengar apa, Kak?”

“Sekarang saya udah diakuin sebagai pacar, nih? Bukan penjaga lagi?”

Sea tersipu malu, “Kakak apaan, sih?”

“Ih pipinya jadi merah gitu.”

“Ah tau, ah. Kakak ngeselin.”

“Yakin ngeselin? Saya mau beli es krim, loh”

Raut wajah Sea yang cemberut kini berubah menjadi manja selayaknya anak kecil yang minta dibelikan gulali.

“Kakak salah dengar tuh. Aku aja nggak dengar apa-apa.”

Lantaran gemas dengan tingkah Sea, Leo mencubit manja pipi Sea dan berlari meninggalkan Sea.

“Kakak! Awas ya aku kejar, nih.”

Mereka berdua pun saling kejar-kejaran.

“Se?”

“Hm?”

“Ikut saya mau nggak?”

“Ke mana, Kak?”

Setelah mereka membeli es krim, mereka pun pergi ke danau. Air, air adalah salah satu sesuatu yang dapat menenangkan Leo. Menurutnya, air selalu adil. Ketika kita mampu bersahabat dengannya, kita dapat mengapung di atasnya. Tetapi ketika kita mengusiknya, ia bisa menenggelamkan siapa pun.

“Wahh, bagus banget, Kak.”

“Suka?”

“Banget.”

“Danau ini cantik, sama seperti orang yang di samping saya sekarang.”

Lagi dan lagi, Sea tersipu malu mendengarnya.

“Hm, Kak, duduk di sana, yuk?”

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang