Part 11

2 1 0
                                    

Sea benar-benar sibuk belakang ini, sampai jarang sekali mengistirahatkan dirinya. Sepulang kuliah, ia meminta Dimas mengantarnya ke gramed*a untuk mencari novel keluaran terbaru karya Fiersa Besari, idolanya.
“Lo mau cari novel apa sih, Se?”
“Fiersa Besari, pokoknya gue nggak boleh kehabisan.”
“Sebegitu sukanya lo sama dia?”
“Iya, dong. Kutipan yang paling gue ingat itu, ‘Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu selamanya’. Gimana? Keren, kan? Lo wajib banget baca.”
“Iya, nanti gue baca.”
Sea puas mengelilingi toko buku itu sampai menemukan novel yang diinginkannya.
“Sea, lo mau es krim?”
“Boleh.”
“Ya udah, yuk? Kita beli yang di sana aja.”
Setelah menikmati es krim, mereka pergi ke Timezo*e. Mereka mencoba semua permainan yang ada, dan tak lupa juga untuk mengabadikan momen mereka berdua di Snapshot. Dimas dan Sea menghabiskan waktu bersama seharian.
“Eh, by the way, Dim. Gue mau cerita deh.”
“Apaan?”
‘Gue tadi dikasih air mineral sama Kak Leo.”
“Leo yang lo taksir dari SMP?”
“Iya lah, siapa lagi kalo bukan dia.”
“Kok bisa? Sejak kapan dia kenal sama lo?”
“Nggak tau, deh. Tapi kayaknya dia tau nama gue dari Pak Adi.”
“Tapi lo harus hati-hati. Kita kan nggak tau orang itu baik atau sebaliknya.”
Sea tertawa, “Dimas, dia cuma kasih gue air mineral doang kok, bukan racun tikus.”
“Ya kan jaga-jaga juga penting, Se.”
“Siap, bos.”
Setelah menghabiskan waktu seharian, mereka pun pulang.
Sesampainya di rumah. Sea terkejut karena botol pemberian Leo tadi pagi tidak lagi ada di meja belajarnya.
“MAMA!!!”
“Kenapa, sih? Teriak-teriak gitu.”
“Mama buang botol air mineral yang di meja belajar Sea?”
“Oh botol itu? Iya Mama buang tadi, lagian Sea ngapain simpan sampah dalam kamar gitu? Jorok tau.”
“Ih Mama, kenapa dibuang?”
Sea segera berlari keluar dari kamarnya menuju tempat sampah di depan rumahnya.
“Itu anak kenapa, sih? Heran.” Mamanya pun menggelengkan kepala.
“Semoga sampahnya belum diambil deh sama petugas kebersihan.” Ucap Sea pada dirinya.
“Huftt, untung aja belum diambil sama petugas.”
Sea segera kembali ke kamarnya.
“Sea, buat apa diambil lagi? Itu udah kotor, udah campur sampah lainnya.”
“Biarin, mau Sea cuci.”
Sebegitu berharganya botol bekas air mineral pemberian Leo.

SEA AND LION (COMPLETE)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang